JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Pemerintah Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menggelar bimbingan teknik (Bimtek) pemeliharaan kambing perah di Graha Brojoguno, Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Senin (19/6/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh Kelompok Tani dan para petani milenial Desa Kepel, dengan narasumber dari pengelola Goatzilla Farm & Caffe Senduro Lumajang, Saiful Siam dengan paparan materi tentang manajemen peternakan kambing senduro.
Bimtek tersebut dilaksanakan usai Desa Kepel mendatangkan Kambing Senduro untuk di budi dayakan sebagai pilot project peternakan kambing perah di desa tersebut. Ada 16 kambing betina dan 1 kambing jantan yang di datangkan langsung dari Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Kambing Senduro atau dikenal Kambing Etawa Senduro merupakan kambing ras lokal asli Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Kambing Senduro adalah hasil persilangan Kambing Etawa India dengan kambing lokal seperti Kambing Kacang dan Jawarandu.
Kepala Desa Kepel, Sungkono mengatakan program ini merupakan pilot project peternakan kambing perah di desanya. Sedangkan pengadaan kambing perah ini menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2023.
Penggunaan DD ini, menurutnya mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No 7 tahun 2022 tentang Dana Desa. Yaitu, pada tahun 2023, Pemerintah Desa akan mengalokasikan dana desa untuk program ketahanan pangan dan hewani sebesar 20 % dari anggaran dana desa.
" Sesuai perencanaan yang telah disusun kami punya sebuah cita - cita dan keinginan supaya kambing perah ini menjadi awal dimana nanti akan ada multiplier effect yang timbul dengan pemeliharaan kambing perah senduro ini, " jelasnya.
Lokasi peternakan kambing perah senduro ini ada di tanah kas desa. Sedangkan peternakan dikelola oleh kelompok tani yang umumnya petani milenial. Lokasi tanah kas desa dipilih sebagai lokasi peternakan, karena kedepan diharapkan BUMDes bisa menjadi operatornya, karena desa juga dituntut untuk mencari sumber - sumber Pendapatan Asli Desa (PAD).
Dengan inovasi ini, Sungkono berharap bisa menjadi usaha baru. Sekaligus menjadi pondasi ekonomi baru yang bermanfaat bagi masyarakat serta adanya peluang baru dan berusaha menciptakan sebuah produk baru.
" Selain menghasilkan susu, kami berharap akan terjadi perbaikan genetik kambing - kambing di Desa Kepel, dan program ini bisa berkelanjutan supaya kedepan berkembang banyak dan anak - anak kambing ini nanti juga bisa dipasarkan, " ucapnya.
Sementara itu, pengelola Goatzilla Farm & Caffe Senduro Lumajang, Saiful Siam menyampaikan bahwa peternakan kambing ini berfokus pada produksi susu Kambing Senduro. Karena kambing perah ini akan menghasilkan susu yang memiliki banyak manfaat. Seperti mengobati sakit jantung, asma, darah tinggi, darah rendah dan kelesterol.
" Dengan memelihara kambing perah ini, otomatis akan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan kecerdasan anak - anak yang masih sekolah, " ungkapnya.
Menurutnya, Secara genetik, kambing senduro memiliki ciri khas bulu putih mulus, memiliki komponen darah kambing etawa asal India, kambing jawarandu dan kambing kacang
Kambing senduro menghasilkan produksi susu 0,8 liter/ekor/hari selama 1 periode laktasi 150 hari dengan puncak produksi dapat mencapai 2 liter/ekor/hari, pertumbuhan bobot badan lebih cepat dengan bobot sapih 90 hari rata-rata 14,31 kg dan bobot umur 1 tahun yaitu 46 kg.
" Selain menghasilkan susu, kambing senduro juga bisa menghasilkan daging. Yaitu dengan menjual anak - anak kambing yang tidak layak. Kemudian yang terpenting tentukan dulu arah peternakan ini untuk penghasil susu, daging atau kontes, " pungkasnya. (jum).