JATIMPOS.CO/BANYUWANGI - Jelang musim penghujan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tetap waspada dan aktif dalam mengantisipasi potensi banjir. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, telah memberikan instruksi kepada dinas teknis untuk segera mengambil langkah-langkah preventif.
"Dinas PU Pengairan, Dinas PU Bina Marga, Dinas LH, dan BPBD telah diminta untuk mempersiapkan diri secara cermat. Pembersihan gorong-gorong dilakukan untuk mencegah penyumbatan, dan kami juga sudah memetakan lokasi-lokasi berpotensi banjir sebagai upaya antisipatif," ungkap Ipuk saat menggelar rapat koordinasi mingguan yang dihadiri oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pada Jumat (3/11/2023).
Salah satu perhatian utama Ipuk adalah kawasan yang rawan banjir, seperti yang terjadi di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi, yang telah ia tinjau langsung pada Rabu (1/11/2023).
Kawasan yang dilewati oleh aliran sungai Kalilo seringkali mengalami genangan air saat hujan lebat. Oleh karena itu, dibangunlah rumah pompa untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengeringkan genangan air dan mengalirkannya ke sungai yang dikelilingi oleh tanggul.
"Kami telah membangun rumah pompa ini sebagai langkah antisipatif terhadap banjir. Dengan harapan, ketika hujan deras melanda, warga di sini tidak akan mengalami banjir," katanya.
Fungsi teknis pompa ini adalah untuk menguras genangan air. Air yang terkumpul kemudian akan dialirkan kembali ke Sungai Kalilo. "Dengan adanya pompa, saat air meluap, kami dapat segera menyedotnya dan mengalirkannya ke sungai," tegas Ipuk.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah melakukan normalisasi di Kali Lo hingga Selat Bali untuk mengatasi banjir di perkotaan.
"Normalisasi ini telah mencapai hulu hingga hilir. Kami telah melakukan pengerukan sungai hingga kedalaman mencapai 1-2 meter. Semoga tindakan ini dapat menjauhkan kawasan perkotaan dari ancaman banjir," ujar Ipuk.
Selain upaya tersebut, Ipuk juga mengajak warga Lebak untuk turut serta menjaga lingkungan mereka. "Mari kita bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan. Dengan begitu, kita dapat mencegah tersumbatnya selokan dan sungai, yang bisa menjadi penyebab utama banjir," pinta Ipuk.
Guntur Priambodo, Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi, menjelaskan bahwa dua pompa air yang disiapkan memiliki kapasitas mencapai 50 liter per detik dengan diameter pipa sebesar 8 inch.
"Dengan dua pompa ini, jika kawasan Kampung Lebak tergenang air, dalam waktu kurang dari tiga jam, air akan mulai surut setelah pompa diaktifkan," jelasnya.
Ketika air sungai naik, pintu klep akan ditutup untuk mencegah air sungai Kalilo masuk ke perkampungan. "Dengan menghidupkan pompa, air yang ada di Kampung Lebak dapat segera dialirkan kembali ke sungai," tambah Guntur.
Pihak Dinas PU Pengairan yang bertindak sebagai operator pompa, berencana melibatkan masyarakat dalam pengoperasian pompa sebagai bagian dari upaya antisipasi. "Sehingga, saat air datang, masyarakat dapat langsung mengoperasikannya. Kami akan selalu mendukung proses ini," ungkap Guntur.
Selain perangkat pompa air, upaya normalisasi sungai dan perbaikan tanggul sungai juga diterapkan, terutama di sepanjang Kalilo, dengan meninggikan dan memperbaiki tanggul serta membersihkan sedimen sungai. Semua tindakan ini merupakan langkah proaktif dalam menjaga Banyuwangi dari ancaman banjir. (ren)