KEANEKARAGAMAN yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah hal yang sangat membanggakan, sebagaimana tertuang dalam semboyan negara yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini merupakan gambaran persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Apa yang dimaksud dengan berkebhinekaan global? Berinteraksi dengan budaya lain memungkinkan terbentuknya kebudayaan baru. Namun kita tetap harus mengambil budaya yang membangun dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Ada 3 elemen kunci dari berkebhinekaan global yaitu mengenal dan menghargai budaya, kemampuan berkomunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesame, fefleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
Peran guru dalam menumbuhkan kebhinekaan global pada anak usia dini sebagai teladan berperan besar dalam membangun kebhinekaan global pada anak usia dini, guru diharapkan sudah memiliki pemahaman, bersikap, dan berperilaku yang baik dalam menghadapi perbedaan di lingkungannya.
Profil Pelajar Pancasila dapat dijadikan pegangan bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama guru serta pelajar, dalam menjalankan proses pembelajaran. Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan di Indonesia dijabarkan ke dalam enam dimensi sebagai berikut: (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) mandiri; (3) bergotong-royong; (4) berkebinekaan global; (5) bernalar kritis; dan (6) kreatif.
Bermain dapat memberi kebahagiaan kepada anak melalui bermain, anak mengembangkan rasa ingin tahunya, cara berpikirnya, imajinasinya, empatinya, dan akal budinya.
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita menggunakan permainan sebagai sarana belajar dan bersosialisasi. Dalam permainan tradisional, selain bermain yang melibatkan aktivitas fisik, selalu ada unsur bekerja sama. Permainan tradisional yang biasa dikenalkan oleh guru terhadap anak di PAUD seperti permainan cublak-cublak suweng.
Lagu Cublak-Cublak Suweng merupakan lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah. Lagu ini merupakan lagu dolanan atau lagu permainan. Lagu ini dinyanyikan anak-anak saat memainkan permainan Cublak-Cublak Suweng.
Lirik tembang dolanan Cublak-Cublak Suweng
Cublak-cublak suweng
Suwengé ting gelèntèr
Mambu ketundhung gudèl
Pak Empong léra-léré
Sapa ngguyu ndhelikaké
Sir, sir pong dhelé kopong
Sir, sir pong dhelé kopong
Cara bermain Permainan tradisional cublak-cublak suweng biasa dimainkan oleh anak-anak desa di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah. Dalam permainan cublak-cublak suweng diiringi tembang dolanan Cublak-Cublak Suweng, permainan diawali dengan Hom Pim Pa untuk menentukan siapa yang kalah pertama kali.
Setelah itu yang kalah berperan sebagai pak Empong berbaring terlungkup di tengah dan anak-anak yang lain akan duduk melingkari pak Empong kemudian mereka yang melingkari pak Empong membuka telapak tangan menghadap ke atas dan diletakkan di punggung pak Empong.
Lalu ada salah satu anak memegang biji/kerikil dan dipindahkan dari telapak tangan satu ke telapak tangan lainnya pada lirik tembang dolanan sapa ngguyu ndhelikaké merupakan pertanda biji/kerikil harus segera disembunyikan oleh anak yang menerimanya dalam genggaman pada akhir lagu semua anak menggenggam kedua tangan masing-masing berpura-pura menyembunyikan kerikil sambil menggerak-gerakkan tangan pak Empong bangun dan menebak di tangan siapa biji/kerikil disembunyikan.
Bila tebakannya benar anak yang menggenggam biji/kerikil bergantian menjadi pak Empong. Bila salah pak Empong kembali ke posisi semula dan permainan diulang lagi.
Manfaat dari permaianan tradisional cublak-cublak suweng yaitu anak belajar menyanyi, mencocokkan ritme lagu dengan gerakan tangan, mengenal bahasa Jawa, melatih motorik halus, belajar mengikuti aturan, latihan kerja sama dan belajar menyimpan rahasia. (Oleh : Eny Setyowati Guru TK Kartika IV-7 Kabupaten Magetan)