JATIMPOS.CO/JAKARTA – Belakangan ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) semakin gencar menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di seluruh area operasi sebagai bagian dari strategi keberlanjutan Perusahaan dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Salah satu anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) turut mendukung inisiatif tersebut melalui penggunaan energi tenaga surya sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan di Pabrik Tuban, Jawa Timur.

Letak geografis Indonesia yang berada di sepanjang garis khatulistiwa dengan iradiasi energi matahari rata-rata sekitar 4,80 kWh/m2/hari, merupakan potensi yang sangat besar untuk pemanfaatan energi alternatif tenaga matahari. Pabrik Tuban sendiri berada pada posisi geografis dengan iradiasi energi matahari di atas rata-rata nasional sekitar 5,4 kWh/m2/hari.

Peluang ini meyakinkan SBI menjalin kerjasama dengan PT Energi Mitra Indika Tenaga Surya, untuk memulai pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang terhubung ke jaringan listrik yang ada (On-Grid Connected Rooftop PV System) pada sepuluh atap bangunan dengan kapasitas terpasang 6,39 MWp. PLTS Atap ini nantinya akan dioperasikan secara paralel dengan listrik yang ada dari PLN untuk menunjang sebagian kebutuhan operasional pabrik, kantor serta fasilitas pendukung lainnya di SBI Pabrik Tuban.

Lilik Unggul Raharjo, Direktur Utama SBI, pada Sabtu (17/2/2024) kemarin mengatakan selain pemanfaatan bahan bakar alternatif untuk substitusi batubara pada proses produksi semen, penggunaan energi tenaga surya ini juga merupakan wujud konkret komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

“Selagi mencapai operasional yang lebih efisien, proyek ini berkontribusi pada dekarbonisasi yang telah dicanangkan SIG untuk mendukung komitmen pemerintah untuk mengurangi dampak pemanasan global”, sambung Unggul Raharjo di sela-sela peninjauan proyek konstruksi PLTS di Tuban.

Sementara, Vita Mahreyni, Corporate Secretary SIG mengatakan saat ini, konstruksi pemasangan panel surya sudah selesai dilakukan di gedung kantor utama Pabrik Tuban, lalu dilanjutkan pemasangan di sembilan bangunan lainnya. Proyek pemasangan PLTS Atap diharapkan selesai seluruhnya dan beroperasi pada kuartal III tahun 2024, untuk meningkatkan penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target SIG pada penurunan intensitas emisi GRK cakupan 2 sebesar 23,9% pada 2030 (baseline 2019) sebagaimana tertuang dalam Sustainability Road Map SIG.

Vita menilai penggunaan energi tenaga surya menegaskan komitmen SIG dalam transisi energi menuju EBT yang lebih ramah lingkungan dan bermanfaat dalam mendorong efisiensi pada biaya operasional Perusahaan.

“Serta menjadi kontribusi positif dalam mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060,” sambung Vita, begitu namanya disapa.

Sebagai upaya percepatan penurunan intensitas emisi GRK cakupan 2, SIG telah menjalin kerjasama dengan PT PLN (Persero) dalam Pengembangan Pembangkit Energi Terbarukan pada September 2023.

SIG juga tengah menjajaki inisiatif untuk penurunan intensitas emisi GRK cakupan 3, atau emisi yang berasal dari rantai pasok perusahaan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber yang tidak secara langsung dimiliki atau dikendalikan oleh Perusahaan. Dalam lingkup penurunan intensitas emisi GRK cakupan 3, SIG menyasar fasilitas transportasi karyawan (employee commuting), serta aktivitas inbound logistic dan outbound logistic.

Sejak awal Februari 2024, SIG telah melakukan uji coba pengoperasian bus listrik pengangkut karyawan di SIG Pabrik Tuban guna mengetahui seberapa besar jumlah emisi karbon yang diturunkan dan untuk mencari skema pengadaan yang tepat. Selain itu, uji coba armada inbound logistic menggunakan dump truck electric vehicle (EV) juga sedang berlangsung di SBI Pabrik Narogong.

“Penggunaan kendaraan listrik merupakan upaya extra mile SIG untuk dekarbonisasi dari kendaraan operasional yang menyebabkan pencemaran udara, serta mengurangi penggunaan energi fosil untuk menjaga lingkungan tetap lestari,” ujar Vita Mahreyni. (min)