JATIMPOS.CO/BANYUWANGI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi terus berinovasi dalam program pembinaan keterampilan bagi warga binaannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memfasilitasi produksi gorengan oleh para warga binaan sebagai bagian dari pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menjelaskan bahwa produksi gorengan ini bertujuan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang dapat dimanfaatkan setelah mereka bebas. Gorengan yang diproduksi kemudian dipasarkan pada blok hunian di dalam Lapas.

“Dari hasil penjualan, warga binaan yang terlibat dalam produksi ini akan mendapatkan premi sebagai bentuk apresiasi dan motivasi atas kerja keras mereka,” ujar Mukaffi, Jumat, (14/3/2025).

Mukaffi menambahkan bahwa ke depan, produksi tidak hanya terbatas pada gorengan, tetapi akan dikembangkan dengan variasi produk UMKM yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

“Program ini tidak hanya sekedar menghasilkan produk, tetapi juga melatih warga binaan untuk memiliki keterampilan yang bisa dimanfaatkan setelah bebas nanti,” ungkapnya.

Pengembangan produk UMKM ini sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dalam hal penguatan dan peningkatan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM.

“Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dengan menghasilkan produk-produk berkualitas yang dapat bersaing di pasar,” imbuhnya.

Dengan adanya program ini, Lapas Banyuwangi tidak hanya fokus pada pembinaan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mendukung kemandirian ekonomi warga binaan.

“Bekal keterampilan yang didapat oleh warga binaan selama masa pembinaan diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka untuk memulai kehidupan baru setelah menjalani masa pidana,” tutupnya. (Ren)