JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN – Budidaya jambu madu deli dinilai potensial untuk dikembangkan. Selain bukan pohon musiman, jambu madu deli ini juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Pasarnya pun masih cukup baik hingga sekarang.
Selain itu, prospek ekonomi budidaya jambu madu deli, ternyata mampu menyedot perhatian banyak orang. Apalagi bagi orang yang mempunyai lahan luas dan cukup modal untuk membudidayakan jenis jambu air tersebut.
Seperti halnya yang dilakukan BUMDes Barokah Desa Bacem, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun yang juga telah membudidayakan jambu madu deli. Meski baru satu tahun membudidayakan jambu tersebut, hasilnya pun melimpah, bahkan sudah banyak yang dijual secara langsung kepada pemesan yang ada di wilayah sekitar Kecamatan Kebonsari.
Kepala Desa (Kades) Bacem, Muslih mengatakan, ide budidaya jambu madu deli ini awalnya datang dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) setempat. Kemudian disetujui oleh Kades dan memanfaatkan lahan yang ada untuk ditanami jambu madu deli tersebut.
“ Dari ide Pokdarwis tersebut akhirnya kita manfaatkan lahan yang ada untuk ditanami jambu madu deli. Kemudian kita biayai melalui BUMDes Barokah, “ ucapnya.
Menurutnya, hingga saat ini sudah ada 100 pohon jambu indukan yang sudah berbuah. Penataan kebun buah ini pun lebih bagus, karena median tanam jambu menggunakan pot maupun polibag atau lebih popular dengan sebutan tabulampot.
“ Penggunaan tabulampot ini lebih maksimal. Selain mudah ditata, hasil dari tanaman dalam pot juga lebih bagus dibanding dengan ditanam pada tanah langsung. Sebab, di dalam pot, nutrisi dan pertumbuhan tanaman untuk menghasilkan buah bisa dikontrol dengan baik,” terangnya.
Selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri dalam perawatannya, Kades Bacem ini juga berinovasi dalam proses penyiramannya. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada penyiraman dapat dilakukan secara otomatis setiap pagi maupun sore dengan pipa – pipa yang sudah dipasangi alat pengatur waktu atau timer.
Sementara itu, sejauh ini pemasaran jambu air tanpa biji dan berasa manis tersebut dipasarkan secara online maupun ke pengepul dengan patokan harga per 1 kilogramnya seharga Rp 25 ribu.
“ Ke depan, kita juga mempunyai pandangan untuk mengembangkan wisata perkebunan jambu ini menjadi sentra wisata edukasi maupun wisata agro buah jambu, sehingga nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta ikut mewujudkan visi misi Kabupaten Madiun yaitu Aman Mandiri Sejahtera dan Berakhlak, “ jelasnya. (jum).