JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN - Terjadinya deflasi 0,02 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 103,33 pada bulan September 2020 di Kota Madiun masih dalam tahap wajar.
Hal ini termasuk rendah dibandingkan bulan Agustus sebesar 0,02 persen dan Juli 0,04 persen lebih tinggi dibanding Jatim dan nasional. Salah satu faktor penyebabnya adalah menurunnya daya beli masyarakat karena dampak pandemi Covid-19 yang belum usai.
" Deflasi di Kota Madiun ini terjadi karena adanya kegiatan menekan penyebaran Covid-19 yang menyebabkan aktivitas masyarakat di luar rumah berkurang, " jelas Wali Kota Madiun, H. Maidi usai acara High Level Meeting (HLM) evaluasi dan review perkembangan inflasi di Kota Madiun serta perumusan One Page Summary (OPS) di lantai 5 Ruang Meeting Kresna Aston Madiun Hotel, Kamis (15/10/2020).
Dari kiri, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia, Wali Kota Madiun H. Maidi dan Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya.
--------------------------------------------------
Karena aktifitas masyarakat dikurangi, otomatis membuat perputaran uang dan transaksi berkurang, serta daya beli masyarakat menurun. Akan tetapi, karena resiko penyebaran Covid-19 dinilai bagus, dan masyarakat taat protokol kesehatan, aktifitas masyarakat pun secara perlahan akan kembali dibuka.
Hal ini dilakukan agar perputaran uang meningkat dan daya beli masyarakat terhadap komoditas di Kota Madiun kembali naik.
“ Yang paling penting masyarakat harus taat protokol kesehatan, kalau biasanya jam 22.00 WIB kita tutup, sekarang sudah kita buka sampai jam 24.00 WIB. Dengan kondisi ini, gerak transaksi diperpanjang. Pembeli banyak, barang yang harusnya digudang, dengan adanya transakasi ini maka barang akan keluar dan peredaran uang semakin lama, " ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Sofwan Kurnia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun saat ini sudah on the track. Apalagi, masyarakat sudah tau apa yang harus dilakukan untuk menerapkan protokol kesehatan.
" Ketika diberi kesempatan dan di longgarkan oleh Pak Wali Kota, dan masyarakat taat menerapkan protokol kesehatan, maka deflasi akan hilang, " katanya.
Menurutnya, deflasi yang terjadi di Kota Madiun masih dalam tahap wajar dan tidak masuk kategori bahaya atau dikhawatirkan. Karena, jika melihat karakteristik Kota Madiun dari bulan Juli, Agustus dan September dari data tahun terakhir siklusnya deflasi.
Di tahun 2018 dan 2019 deflasinya tembus 0,07 persen. Sedangkan Juli-September tahun 2020 deflasinya lebih baik atau 0,02 persen dibanding saat tidak ada pandemi covid-19.
" Artinya lebih baik daripada tidak ada Covid - 19. Itu artinya aktifitas ekonomi sebenarnya berjalan, cuma dalam kontrol karena Covid - 19, " pungkasnya. (Adv/jum).