JATIMPOS.CO/KABUPATEN BLITAR - Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah pundi rupiah. Salah satunya membuat kerajinan sulam. Seperti yang dilakukan salah satu warga Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan Wilayah Selatan, Kabupaten Blitar.
Seperti yang diketahui menyulam adalah menjahit dengan tangan berbagai jenis tusuk sulaman beberapa di antaranya tusuk tikam jejak, flanel, festo, rantai, pipih silang simpul tulang ikan dan lain-lain.
Tujuan menyulam memang semata-mata menciptakan keindahan, sekaligus menambah penghasilan bagi para menyulam sebagai kebutuhan ekonomi keluarga pada umumnya. Hasilnya pun tergolong cukup lumayan, untuk membantu meringankan atau menambah ekonomi usaha.
Dalam menjalankan profesi sebagai penjahit tidaklah mudah, dari awal merintis serta membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Seiring berjalannya waktu dengan upaya yang keras akhirnya membuahkan hasil.
Andriani, salah seorang pengrajin sulam mengungkapkan, seiring berjalannya waktu selama 3 tahun selaku pengrajin sulam, selama adanya wabah pandemi Covid - 19 memang mengalami banyak penurunan.
Namun dirinya tak putus asa, dia terus bangkit dan berusaha untuk mengembangkan usahanya. Dibantu 6 orang anggota keluarganya, dia terus mengembangkan usahanya tersebut.
" Usaha saya ini dibantu 3 hingga 6 orang anggota keluarga, pengambilan barang langsung dari pusat di Jakarta dan Bandung, jadi perputarannya setiap dua minggu sekali. Dua minggu kirim barang siap jadi, " ucapnya.
Menurutnya, usaha yang pertama kali ditekuni dari hasil sulam seperti jilbab dan bantalan kursi. Untuk harga yang terkecil sampai besar yaitu Rp 35 ribu sampai dengan Rp 75 ribu. Harga tersebut tergantung banyak sedikitnya hasil sulaman.
“ Teknik penjualannya kalau dulu langsung masuk grosir dan mencoba melalui online atau ecer juga, " ucapnya.
Lebih lanjut dia katakan, usahanya saat ini sudah masuk dan mengikuti program UMKM Kabupaten Blitar untuk program UMKM pemula.
" Memang ada program pemula dan kita dimasukkan, sebelumnya beberapa waktu lalu selama 2 bulan mengikuti UMKM pemula dan bulan kemarin event program dari Bank Indonesia UMKM dihadiri langsung oleh DINKOPUM Kabupaten Blitar beserta pimpinan BI dari Kediri untuk kurasi, akhirnya Alhamdulillah saya termasuk yang dipilih dari 50 hanya 2 saja yang dipilih untuk pemula, " ungkapnya.
Setelah lolos program kurasi BI tersebut, pihaknya mengikuti pameran yang ada di Kediri. Kemudian pada tanggal 26 sampai 28 November 2020 juga ikut pameran lagi di Mall Blitos, yang diadakan oleh Bank Indonesia.
Pihaknya sangat bersyukur usaha yang telah ditekuni mampu menambah penghasilan dan memberikan nama produknya yakni jilbab Craft. Berbagai hasil kerajinan sulam sudah bisa diproduksi Ibu dua anak itu, di antara jilbab sulam, suvenir sulam, baju bersulam, sarung bantal, taplak meja, tempat tisu, masker dan masih banyak lainnya. (adv/kmf).