JATIMPOS.CO//SIDOARJO- Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) merupakan yayasan yang didirikan sebagai komitmen Astra untuk berperan aktif serta dalam membangun bangsa sebagai wujud dari Catur Dharma Astra.

YDBA menjalankan program tanggung jawab sosial dengan focus melakukan pembinaan UMKM yang meliputi UMKM manufaktur baik terkait value chain bisnis Astra, maupun yang tidak terkait seperti bengkel umum roda dua dan roda empat, pengrajin dan petani.

Hampir satu tahun lamanya pandemic covid-19 melanda Indonesia. Berbagai dampak juga dirasakan oleh para pelaku UMKM, termasuk 2 UMKM binaan YDBA industri manufaktur logam yang ada di Waru, Sidoarjo.

Maka untuk mengetahui kondisi bisnis, tantangan dan inovasi yang dilakukan oleh UMKM tersebut, YDBA menyelenggarakan jelajah virtual UMKM melalui Zoom, Selasa (16/02/21) dengan tema “ Industri Manufaktur Waru, Tetap Eksis di Masa Pandemi”.

Hadir dalam kegiatan jelajah virtual UMKM, yaitu Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala, Sekertaris Pengurus YDBA Ida R.M Sigalingging dan Bendahara Pengurus YDBA Handoko Pranoto.

Dalam jelajah virtual ini Sigit menyampaikan apresiasi kepada Mashudi sebagai perwakilan dari PT Borneo Iban Jaya Perkasa maupun Kasiadi sebagai perwakilan dari UD KS Pro. “Kita berikan apresiasi pada kedua tokoh ini, karena sudah menerapkan inovasi pada bisnisnya sehingga masih bisa bertahan bahan terus berkambang sampai sekarang ini dimasa pandemi” ujar Sigit.

Menurut Mashudi, inovasi mesin menjadi salah satu focus PT. Borneo dalam menjalankan bisnisnya. “Kalau ada inovasi mesin yang lebih mempercepat hasil produksi, kenapa tidak dilakukan inovasi tersebut? ” imbuh Mashudi.

Mashudi mengakui dirinya selalu mencari tambahan wawasan ilmu yang mendukung kompetensinya yang diadakan oleh YDBA seperti pelatihan basic menthality, pelatihan dan pendampingan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,Rawat dan Rajin).

Tantangan yang dihadapi oleh PT Borneo adalah kenaikan harga bahan matrial yang melonjak ukup tajam. Namun Mashudi segera mencari jalan keluar dengan menambah networking dan membeli bahan material tersebut dari Jakarta. Selain itu Mashudi juga melaukan strategi jemput bola kepada para pelanggannya agar tetap selalu ada pesanan.

Sedangkan pada UD KS Pro, Kasiadi mengatakan bahwa pada awal pandemic mengalami penurunan pendapatan hingga 75⁒ dari sebelumnya. “Strategi agar bisnis saya tetap bisa berjalan adalah melakukan inovasi pemasaran melalui reseller yang menjual secara online. Saat ini kami sudah memiliki 15 reseller tetap” Imbuh Kasiadi.

Selain inovasi pemasaran, Kasiadi juga melakukan diversifiasi produk dengan membuat alat pertanian tepat guna serta Kasur lipat berdasarkan permintaan pelanggannya. (ham)