JATIMPOS.CO/LAMONGAN – Menjadi seorang pengusaha sukses bukan perkara mudah, butuh proses dan perjuangan untuk bisa mencapai kesuksesan yang diharapkan. 

Seperti kesuksesan yang dirasakan seorang petani bernama Sutikno asal Dusun Kedungkidang, Desa Barurejo, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. 

Kepada jurnalis jatimpos.co, Sutikno menuturkan sebelum membuka usaha penyulingan minyak kayu putih awal mulai dirinya mengaku menggeluti pertanian polowijo. Namun, karena hasil atau pendapatan dirasa masih jauh dari apa yang diharapkan, akhirnya ia menanam kayu putih.

"Awal mulai iseng aja membuat penyulingan minyak kayu putih, namun karena dirasa jika dibandingkan polowijo hasilnya lebih menjanjikan kayu putih ini," terang Sutikno, Kamis (28/10/2021). 

Ia menceritakan usaha minyak kayu putih ini dirintisnya mulai tahun 2018. Setelah empat tahun di jalani, kini berhasil menikmati kesuksesannya menjadi pengusaha minyak kayu putih. Hingga saat ini sudah memiliki sepuluh sampai dua belas pegawai, rata-rata mereka ditugaskan sebagai penyuling minyak kayu putih.

“Kayu putih yang diproduksi saat ini sudah mencapai 25 kilo gram perharinya, untuk omset perhari alhamdulillah bisa mencukupi,” imbuhnya

Sutikno menjelaskan, dalam pemilihannya untuk menyeriusi kayu putih juga dipacu salah satu faktor, yaitu karena tanaman kayu putih jauh dari jangkauan wabah hama, di antaranya wabah ulat, tikus dan serangga lainnya. Bahkan masyarakat petani yang menanam selain kayu putih ketika mereka mengalami gagal panen karena serangan hama, petani kayu putih masih tetap eksis bisa panen.

“Dalam prosesnya, kayu putih mulai tanam sampai bisa dipanen hanya membutuhkan waktu satu tahun delapan bulan. Dalam hitungan waktu tersebut nikmat dari hasil kayu putih sudah bisa dirasakannya,” terangnya.

Sutikno menuturkan, dalam pengolahan minyak kayu putih sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dilakukannya. Hanya saja pada awal produksi ada sedikit hambatan karena harus mencari alat atau cara yang sesuai untuk mengolah menjadi minyak.

“Alat yang saya temukan saat ini walaupun masih manual, tetapi lebih efisien. Untuk hasil produksi randemennya lebih bagus dari pada pabrikan yang lebih besar, mulai dari sineol dan minyaknya,” ujarnya.

Sutikno berharap usahanya lebih maju, lebih berkembang, lebih besar dan pemerintah setempat beserta Kabupaten turut serta mendukung usahanya. 

"Harapan saya pemerintah bisa mensupport keberadaan usaha minyak kayu putih miliknya, selain memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar juga bisa menjadikan produk unggulan Kabupaten Lamongan," harapnya. (bis)