JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Untuk mengantisipasi terjadinya masalah pangan di Kabupaten Madiun, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun melakukan pendekatan atau metode prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok/strategis.

Menurut Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, DKPP Kabupaten Madiun, Tjahyo Sukmono Djati, S.E.,M.M., dengan metode ini dapat memprediksi kondisi kebutuhan dan ketersediaan pangan di Kabupaten Madiun, baik secara tahunan, bulanan maupun mingguan.

" Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya masalah pangan, seperti kekurangan pangan pada waktu tertentu, penanganan pemenuhan ketersediaan dan pasokan pangan, serta dalam upaya stabilisasi harga pangan strategis, dimana masalah ketersediaan (pasokan) dan kebutuhan pangan yang tidak seimbang akan menimbulkan kelangkaan pangan dan bahkan gejolak harga di masyarakat, " terang Tjahyo Sukmono Djati.

Menurutnya, pada tahun 2021 ini melalui Sub Kegiatan Penyediaan Informasi Harga Pangan dan Neraca Bahan Makanan, DKPP Kabupaten Madiun melaksanakan penyusunan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok/strategis dengan membentuk tim yang terdiri dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun serta Bulog Sub Drive IV Madiun.

Tabel sebelas komoditas pangan strategis yang diamati dan dilakukan pengolahan data dalam prognosa.
----------------------------
" Ada sebelas komoditas pangan strategis yang diamati dan dilakukan pengolahan data dalam prognosa ini. Meliputi beras medium, jagung, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabai rawit, daging ayam, daging sapi, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng, " jelasnya.

Hasilnya, sampai dengan bulan Nopember Minggu Ke IV Tahun 2021, komoditas beras surplus sebesar 13,57% dengan jumlah ketersediaan sebesar 1.864 ton dan kebutuhan 1.611 ton dan harga beras rata-rata sebesar Rp. 9.750,-.

Komoditas jagung mengalami surplus sebesar 187,34% dengan jumlah ketersediaan sebesar 908 ton dan kebutuhan 316 ton serta kisaran harga cenderung stabil antara Rp. 5.750,- s/d Rp. 6.000,-. Komoditas Bawang Merah mengalami surplus sebesar 19,56% dengan jumlah ketersediaan sebesar 55 ton dan kebutuhan 46 ton.

" Terkait dengan harga komoditas bawang merah, pada bulan November Minggu ke-4 ini cenderung turun jika dibandingkan dengan harga bawang merah pada bulan-bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada akhir bulan Oktober merupakan panen raya komoditas bawang merah, sehingga harga bawang merah sangat terjangkau oleh masyarakat, " jelasnya.

Sedangkan komoditas Bawang Putih mengalami surplus sebesar 103,33% dengan jumlah ketersediaan sebesar 61 ton dan kebutuhan 30 ton. Komoditas Cabai Besar mengalami surplus sebesar 10% dengan jumlah ketersediaan sebesar 55 ton dan kebutuhan 50 ton. Komoditas Cabai Rawit mengalami surplus sebesar 8,69% dengan jumlah ketersediaan sebesar 50 ton dan kebutuhan 46 ton.

Sementara itu, komoditas daging sapi mengalami surplus sebesar 71,05% dengan jumlah ketersediaan sebesar 65 ton dan kebutuhan 38 ton. Komoditas Daging Ayam mengalami surplus sebesar 10,36% dengan jumlah ketersediaan sebesar 213 ton dan kebutuhan 193 ton. Komoditas Telur Ayam mengalami surplus sebesar 10,12% dengan jumlah ketersediaan sebesar 283 ton dan kebutuhan 257 ton.

Komoditas Gula Pasir mengalami surplus sebesar 4.341,33% dengan jumlah ketersediaan sebesar 6.662 ton dan kebutuhan 150 ton. Komoditas Minyak Goreng mengalami surplus sebesar 436,16% dengan jumlah ketersediaan sebesar 1.201 ton dan kebutuhan 224 ton.

" Berdasarkan pendekatan atau metode Neraca Pangan Strategis sampai dengan minggu ke-4 Bulan Nopembe Tahun 2021 ini, untuk sebelas komoditas pangan strategis masih mengalami surplus dan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok/strategis digunakan sebagai salah satu sumber bahan pengambilan kebijakan Pemkab Madiun dalam penanganan dan antisipasi ketersediaan dan kebutuhan pangan di wilayah Kabupaten Madiun, " pungkasnya. (jum).