JATIMPOS.CO//SURABAYA- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur masa khidmat 2018-2023 yang digelar di Pondok Pesantren Mojosari, Desa Ngepeh, Kec. Loceret, Kab. Nganjuk, Sabtu (24/12) malam.

Pada jam yang berbeda, Gubernur Khofifah juga hadir pada Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-16 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Kabupaten Ponorogo Sabtu (24/12).

Muskerwil PWNU Jatim diikuti sebanyak 45 cabang NU di Jatim, badan otonom dan lembaga di lingkungan PWNU Jawa Timur.

Gubernur Khofifah secara khusus menyampaikan potensi besar NU dalam berbagai upaya kebangkitan ekonomi bagi Jawa Timur, utamanya bagi ekonomi umat. NU memiliki kekuatan yang dikenal Nahdlotut Tujjar (kebangkitan para pedagang). Juga Lembaga Perekonomian NU , Lembaga Pertanian NU serta inkubasi perekonomian lainnya.

Lebih lanjut, Khofifah meyakini bahwa kehadiran Pemprov Jatim bersama berbagai elemen strategis di Jawa Timur khususnya NU adalah bentuk sebuah komitmen bahwa Pemprov Jatim senantiasa siap untuk mendapatkan bimbingan dari para kyai, serta menguatkan pesantren sebagai episentrum pembangunan di Jawa Timur yang memberikan referensi pembangunan dengan ruh moderasi dan toleransi penuh perdamaian dan kerukunan .

Turut hadir pada kesempatan itu, antara lain Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar beserta jajaran Pengurus Besar maupun Pengurus Wilayah NU.

Gubernur Khofifah pada Muskerwil PWNU Jatim di Nganjuk

Muhammadiyah
Sementara itu pada Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-16 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Kabupaten Ponorogo Gubernur Khofifah menyatakan melalui musywil ke-16 ini, Khofifah optimis konsolidasi Muhammadiyah di Jawa Timur akan semakin kuat dalam menyikapi berbagai permasalahan aktual yang menjadi tantangan bersama.

Salah satunya dalam mewujudkan Islam Rahmatan lil A'lamin melalui berbagai amal usahanya


Lebih lanjut Khofifah mengatakan, peran Muhammadiyah tidak hanya berhasil mendukung peningkatan IPM di Jatim. Melainkan juga menguatan IPM bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Pihaknya pun menceritakan kunjungan kerjanyanya beberapa waktu lalu di Malaysia, Khofifah melihat kontribusi Universitas Muhammadiyah khususnya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang telah mengirimkan mahasiswa KKN untuk mengajar di sanggar-sanggar belajar bagi anak-anak keluarga PMI di Malaysia.

“Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Rektor Universitas Muhammadiyah se-Jatim khususnya Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang secara kontinyu mengirimkan mahasiswa KKN kesana. Karena disana masih ada yang berumur 15 tahun tapi tidak bisa membaca dan menulis. Mereka butuh pendidikan,” katanya. (rls)

TERPOPULER

  • Minggu Ini

  • Bulan Ini

  • Semua