JATIMPOS.CO//SURABAYA- Pemprov Jatim memprioritaskan reaktivasi jalur Kereta Api (KA) di Madura diantara tujuh program pada Peraturan Presiden (Perpres) No 80 tahun 2019 .
Perpres itu tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan -Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila), Kawasan Bromo Tengger Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
“Pemprov Jatim mengupayakan agar prioritas ketujuh ini bisa didorong menjadi prioritas nomor satu mengingat imbas penguatan ekonomi bagi Pulau Madura,” kata Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak saat menjadi keynote speaker pada Focus Group Discussion (FGD) digelar Wartawan Pokja Pemprov Jatim dengan tema “Reaktivasi Kereta Api Madura, Siapa Untung ?” di Grand Inna Tunjungan Surabaya, Selasa (21/3).
Hadir dalam FGD tersebut : H. Alyadi Mustofa, S.IP Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Ir. Hera Widyastuti, M.T., P.hD pakar laboratoriym transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Raya Ashadi Ketua Ormas Madura Asli (MADAS).
“Salah satu langkah kongkret ditunjukkan di sini adalah surat resmi Ibu Gubernur yang dilandasi kajian dan kelayakan yang menyatakan dari 13 ruas, 7 ruas plus di Perpres 80 ada Kamal sampai ke Sumenep. Kita menunggu dan mengejar bersama-sama,” kata Wagub Emil.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jatim Aliyadi Mustofa mengatakan proses reaktivasi jalur kereta Madura ini tidak serta merta harus segera direalisasikan, tetapi haruslah mengikuti tahapan-tahapan yang sudah disusun oleh pemerintah.
“Kultur itu tadi kalau Madura, Jadi tahapan itu harus kita ikuti apa yang ada di Perpres 80, tidak semata-mata kemauan masyarakat Madura, tapi diterbitkan melalui Peraturan Presiden, makanya kita sebagai masyarakat Madura disamping ikut mengawal tetapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat Madura,” jelasnya.
“Komisi B akan terus mendorong percepatan ini, salah satunya kita terus berkolaborasi dengan tokoh masyarakat, ulama Madura, Basra dan seterusnya,” tutupnya.
Pakar transportasi dari ITS, Hera Widyastuti pada kesempatan itu mengemukakan, a reaktivasi jalur kereta Madura membutuhkan dana yang sangat besar. Salah satunya, adalah jalur kereta yang sudah terlalu lama tidak terpakai tersebut banyak yang sudah tertimbun.
Dijelaskan, kereta api merupakan transportasi massal yang apabila benar-benar bisa dioperasikan maka akan sangat mengurangi kemacetan. Apalagi jalan penghubung Pulau Madura hanya ada satu ruas, dan rawan macet mengingat di waktu-waktu tertentu sering dilaksanakan pasar tumpah.
Ketua DPP Madura Asli (Madas), Berlian Ismail Marzuki menambahkan, warga Madura sangat menantikan pembangunan infrastruktur yang menyambungkan Pulau Garam tersebut. Baik itu proyek pembangunan Tol Trans Madura, maupun reaktivasi jalur kereta Madura.
“Warga Madura banyak yang lebih memilih merantau ketimbang tinggal di tanah kelahirannya. Itu tak lain karena keterbatasan infrastruktur di sana, membuat pengembangan daerah sulit dilaksanakan,” ungkapnya. (nam)