JATIMPOS.CO/KAB. GRESIK — Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, meninjau langsung lokasi banjir yang terjadi di Desa Bulurejo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, pada Selasa (10/6/2025). Ia hadir bersama Kalaksa BPBD Jatim, Kepala Dinas PU SDA, Kepala Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya, serta DP3AK Jatim.

Banjir terjadi akibat hujan deras sejak Senin (9/6) pukul 00.30 hingga 04.00 WIB yang menyebabkan Kali Lamong meluap. Air mulai masuk ke permukiman warga pada pukul 05.00 WIB.

"Desa ini adalah salah satu dari 12 desa yang memang banjirnya bukan nanir permanen karena ini luapan Kali Lamong. Jadi saat Mojokerto dan Jombang hujan, maka di sini yang paling rendah karena menuju pantai," kata Adhy Karyono.

Ia juga menyebut bahwa perubahan iklim menjadi salah satu penyebab utama, mengingat musim hujan tahun ini mengalami pergeseran dan belum sepenuhnya berakhir pada April–Mei sebagaimana biasanya.

Hingga kini, jalan raya di Desa Bulurejo tergenang dengan air setinggi kurang lebih 20 cm - 40 cm. Jalan Penghubung Desa tergenang 20 - 50 cm, sekitar 520 rumah warga tergenang dengan ketinggian 10 - 60 cm. Sementara, fasilitas umum yang terdampak meliputi Pasar Tradisional Benjeng, Kantor Kecamatan Benjeng, serta Koramil Benjeng.

"Beberapa upaya yang dilakukan salah satunya adalah bagaimana membuat saluran-saluran anak sungai itu menjadi lebih lancar. Jadi ini sebenarnya sudah agak mendingan. Yang biasanya banjir bisa 4 sampai 5 hari, ini kurang dari sehari bisa surut," katanya.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan bekerjasama dengan Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) untuk pembuatan parapet. Tak hanya itu, akan dibangun juga kolam retensi di beberapa titik untuk bisa mengurangi debit air yang masuk ke kawasan.

"Tapi yang akan kita lakukan segera setelah ini mulai surut adalah pembangunan tanggul air sementara semi permanen. Untuk parapet masih dalam perencanaan karena perlu waktu untuk pembebasan lahan, sementara kolam retensi sudah alokasinya sudah diajukan Pemprov," pungkasnya.

Banjir ini tidak memakan korban jiwa ataupun memaksa warga untuk mengungsi. Meski begitu, warga tetap diminta hati-hati dalam beraktivitas terutama saat menggunakan fasilitas jalan.

Dapur umum yang diinisiasi Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur berada di Balai Desa Kedungrukem dan mendistribusikan 400 nasi bungkus kepada warga terdampak. Sedangkan dapur umum mandiri milik warga setempat berjumlah 7 titik, yakni di Desa Dapet sebanyak 4 titik, Dusun Sugihwaras 1 titik, Dusun Kedungdowo 1 titik, serta Desa bambe 1 titik.

Adhy Karyono juga berinteraksi langsung dengan warga terdampak serta menyerahkan bantuan makanan bergizi. Untuk perempuan, DP3AK membagikan paket berisi kebutuhan dasar seperti daster dan pakaian dalam.(*)