JATIMPOS.CO//SURABAYA- Provinsi Jawa timur melaunching gerakan 26 Juta masker kain yang merupakan total gabungan dari Kab/Kota seluruh Jatim yang masing-masing menyiapkan jumlah yang berbeda.
Pemprov Jatim menyiapkan 4,5 juta masker, kemudian Kab. Malang dua juta masker dan Kota Malang dengan 1,5 juta masker. Sementara Kab/Kota lainnya menyiapkan masing-masing lima ratus ribu masker kain.
Lauching dilakukan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Muhammad Tito Karnavian bersama Gubernur Khofifah yang dimulai di Kab. Malang, Kota Malang dan Kota Batu dan kabupaten - kota lainnya se Jawa Timur pada Jum'at (7/8) siang.
Gerakan pembagian masker yang juga berkolaborasi dengan Ketua Tim Penggerak PKK Nasional Ibu Tri Tito Karnavian ini dimulai di Pendopo Kab. Malang dan berlanjut di beberapa titik. Titik - titik tersebut diantaranya, Kampung Heritage Kauman Kab. Malang, Desa Mulyo Agung, Kec. Dau, dan Kampung Ekologi Temas Kota Batu.
"Tercatat sampai dengan kemarin ada 26 juta masker yang siap untuk dibagikan kepada seluruh elemen baik warga Jawa Timur maupun yang sedang berkunjung ke Jawa Timur," ungkap Gubernur Khofifah saat memberikan sambutan siang ini.
Khofifah menuturkan, kegiatan bagi-bagi masker ini akan dilanjutkan dalam beberapa waktu ke depan. Dengan harapan masyarakat makin sadar dan mawas diri di era new normal, ada adaptasi baru yang harus dilakukan. Hal ini juga merupakan bentuk perlindungan bagi masyarakat.
"Dengan menggunakan masker kita tidak menularkan dan juga jangan sampai tertular," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menjelaskan dengan menggunakan masker, kurva penularan Covid-19 menurun 50-60 persen. Penurunan tersebut bisa terjadi apabila masyarakat menggunakan masker dengan cara yang benar.
Oleh sebab itu, saat pembagian masker kepada masyarakat secara gratis, Mantan Kapolri meminta agar masyarakat diajarkan juga cara memakai masker dengan baik dan benar. "Masker jangan dipakai dibawa hidung atau dibawa mulut , tapi digunakan untuk menutupi hidung dan mulut," ungkapnya.
Dijelaskan, penularan Covid-19 bisa melalui droplet dan aerosol. Penyebaran Covid-19 melalui percikan droplet terjadi pada saat orang batuk, dan bersin yang menyembur mengandung droplet kemudian ada juga aerosol yang bentuknya lebih kecil dan tidak jatuh tapi terbang kemana mana.
Oleh sebab itu, apabila ada kegiatan yang diselenggarakan di tempat terbuka saya mendukung penuh karena otomatis terdapat sirkulasi udara. Kalau ditempat tertutup, aerosol bisa berputar putar di tempat tersebut dan memiliki potensi lebih besar, " ungkapnya.
Terkait pembagian masker secara gratis yang diselenggarakan pemerintah daerah, Mendagri menghimbau agar tidak hanya menggunakan dana APBD saja, tapi juga harus melibatkan pihak swasta. Apabila pihak swasta dilibatkan, maka upaya dalam penyebaran masker akan lebih cepat dilakukan, sehingga potensi angka penurunan Covid-19 semakin mungkin terjadi.
"Dengan ikut sertanya masyarakat maka semangat kegotong royongan disaat menghadapi Pandemik Covid-19 terwujud," tambahnya.
Dalam pembagian masker kepada masyarakat, Tito sapaan akrab Mendagri mengharapkan organisasi lain ikut serta didalamnya. Diantaranya Ibu ibu Bhayangkari, Persit, Dharma Wanita, Muslimat NU, dan PKK.
PKK harus turun sampai ke RT RW,sampai ke rumah-rumah door to door.
"Oleh karena itu dicari kader-kader yang berani, dan usianya kira-kira di bawah 50 tahun . Kemudian kader yang diperbantukan yang tidak memiliki penyakit komorbid atau penyakit bawaan," pesan Menteri Tito.
Turut hadir dalam launching siang itu, Jajaran Forkopimda Jatim, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Ketua TP PKK Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, Bupati Malang Sanusi, Walikota Malang Sutiaji, Walikota Batu Dewanti Rumpoko, serta Ka OPD di jajaran Pemprov dan Pemkab Malang. (n)