JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Madiun melalui Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) menggelar audiensi Forum Corporate Social Responsibility (CSR) dan Tim Fasilitasi TJP/CSR Kabupaten Madiun di Gedung RM Icha Orient Tarzan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis (15/12/2022).

Kegiatan tersebut dihadiri 34 perusahaan anggota Forum CSR dan 6 perusahaan yang belum tergabung dalam Forum CSR Kabupaten Madiun.

Kepala Bappeda Kabupaten Madiun melalui Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda Kabupaten Madiun, Ali Chakim, mengatakan bahwa forum audensi antara tim sekretariat Forum CSR dengan anggota Forum CSR tersebut guna memperkuat kelembagaan Forum CSR agar kedepan bisa berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Kabupaten Madiun.

" Utamanya terkait dengan pemberdayaan masyarakat. Karena kedepan kita punya program prioritas, yang pertama adalah penanganan kemiskinan yang bersifat ekstrim, " jelasnya.

Selain penanganan kemiskinan bersifat ekstrim, program prioritas lainnya adalah terkait dengan penurunan angka stunting, penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS), dan Bakti Sosial Terpadu (BST).

Semua program prioritas itu, menurutnya mengacu pada target - target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Misalnya, terkait penanganan kemiskinan ekstrem. Meskipun menghadapi pandemi, upaya pemerintah untuk menangani kemiskinan ekstrem tidak boleh berhenti, agar kemiskinan ekstrem pada 2024 dapat mencapai nol persen.

Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda Kabupaten Madiun, Ali Chakim paparkan program prioritas CSR Kabupaten Madiun.

" Percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem ini harus dilaksanakan secara terintregasi melalui kolaborasi intervensi, " kata Ali Chakim.

Menurutnya, program pengentasan kemiskinan ekstrem itu, di antaranya program renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), pembangunan fasilitas umum dan sarana air bersih, program bantuan sembako bagi masyarakat miskin, program bantuan pendidikan/beasiswa bagi masyarakat miskin dan anak yatim, serta program peningkatan perekonomian melalui pemberdayaan usaha masyarakat.

Sedangkan terkait percepatan penurunan dan pencegahan stunting, sasarannya adalah Balita stunting, ibu hamil, ibu menyusui, anak berusia 0 - 59 bulan, anak pra sekolah, anak usia sekolah, remaja, calon pengantin dan wanita usia subur.

"Terus penanganan anak tidak sekolah yang bertujuan mengembalikan anak usia sekolah yang putus sekolah kembali ke bangku sekolah utk meningkatkan SDM yang berkualitas dalam menghadapi persaingan global dalam berbagai hal kedepan" katanya.

Penanganan anak tidak sekolah tujuannya adalah untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Karena IPM ini juga untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari masyarakat.

Tim sekretariat CSR yang terpusat di Bappeda Kabupaten Madiun ini juga ingin menggali partisipasi aktif dari perusahaan untuk terlibat dalam kegiatan BST. Karena banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan dalam BST tersebut, seperti pemeliharaan fasilitas umum meliputi jalan, drainase dan tempat pelayanan publik. Kemudian pemberian bansos, sembako, operasi pasar, RTLH, bazar UMKM, posyandu, pelayanan umum dan kegiatan sambung roso atau sarasehan antara pimpinan daerah dengan masyarakat.

" Kita mengucapkan terima kasih atas partisipasi yang selama ini sudah disalurkan dari program CSR perusahaan. Kedepan kami mengharapkan ada peningkatan tentunya sesuai dengan regulasi yang berlaku, dan CSR ini kedepannya lebih tertata dan tersentral di sekretariat program, jadi perangkat daerah tidak berjalan sendiri-sendiri, " harapnya.

Diketahui, dari hasil audensi Forum CSR tersebut juga dapat tersimpulkan bahwa ternyata masing-masing perusahaan menghendaki adanya proposal.

" Setelah kita inventarisir, nanti perusahaan mana saja yang menghendaki proposal itu akan kita tindak lanjuti, " pungkasnya. (Adv/jum).