JATIMPOS.CO/BOJONEGORO - Dalam upaya mendukung swasembada pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus mengoptimalkan pembangunan dan pemeliharaan embung serta jaringan irigasi pertanian. Langkah ini menjadi strategi utama menjaga ketersediaan air saat musim kemarau.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Helmy Elisabeth menyampaikan bahwa terkait ketersediaan air irigasi, yang menjadi kewenangan pihaknya adalah jaringan irigasi.

Kini, ada 136 Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten, yang secara berkelanjutan akan diperbaiki atau ditangani, serta dioptimalkan untuk kinerja jaringan irigasinya. Untuk ketersedian air, pihaknya berkoordinasi dengan pengurus HIPPA dalam hal pembagian air.

“Apabila ada usulan untuk pembangunan jaringan irigasi kami akan koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, apakah jaringan irigasi tersebut dapat dilakukan oleh PU SDA atau nanti realisasinya dapat dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian,” tegasnya.

Saat ini, Bojonegoro memiliki 433 embung yang tersebar di berbagai wilayah. Selain Upaya optimalisasi embung, pihaknya juga melakukan normalisasi apabila sudah mengalami sedimentasi.

“Jadi Pemkab tidak hanya membangun embung namun juga melakukan normalisasi,” imbuhnya.

Untuk pembangunan embung baru, Helmy mengimbau pemerintah desa mengajukan proposal resmi ke Pemkab. Salah satu syarat utama adalah desa harus menyediakan lahan dari tanah kas desa.

“Tentunya kemampuan tampungan embung sangat terbatas, tergantung pada lahan yang disediakan oleh desa,” ucapnya.(Nto)