JATIMPOS.CO/PROBOLINGGO – Pencapaian menurunnya angka kemiskinan di Kota Probolinggo menjadi catatan bagi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo. Hal tersebut disampaikan BPS dalam kegiatan Media Gathering Pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2022 bersama sejumlah wartawan di Hotel Bromo View, Senin (26/12/2022).

Selain wartawan, hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BPS Kota Probolinggo, Heri Sulistio, Kadiskominfo Pemkot Probolinggo dan 3 narasumber dari internal BPS yang secara detail menjelaskan hasil pendataannya yang meliputi Indeks Pembangunan Manusia atau IPM dan Perkembangan Inflasi di Kota Probolinggo.

“Media mempunyai peran penting dalam menyampaikan sumber data kepada pihak-pihak yang membutuhkan di Kota Probolinggo,” ungkapan ini disampaikan oleh Heri Sulistio saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.

Lebih lanjut Kepala BPS ini mengatakan diantara sembilan kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur yang merupakan daerah tapal kuda, IPG tertinggi tahun 2021 tercatat di Kota Pasuruan sebesar 96,27, diikuti Kota Probolinggo dengan IPG sebesar 96,01. Kedua kota ini berada pada kelompok IPG di atas angka 95 dan juga berada di atas angka IPG Jawa Timur yaitu 91,07.

“Kesetaraan gender di dua wilayah ini yang cukup baik, dengan kata lain meningkatnya peran serta keadilan antara perempuan dan laki-laki menjadi penunjang hingga mendekati angka 100. Sedangkan kabupaten/kota lainnya masuk ke dalam kelompok IPG di bawah angka 95 bahkan di bawah angka IPG Jawa Timur,” ujarnya.

Perlu diketahui adanya Pandemi Covid-19 menjadi siklus yang berpengaruh pada naik turunnya angka kemiskinan. Pada tahun 2015 kemiskinan Kota Probolinggo berada pada angka 8,17%, turun menjadi 7,97% tahun 2016, 7,84% di tahun 2017, 7,20% tahun 2018 dan 6,91 pada tahun 2019. Hal ini seperti disampaikan oleh Husnul Khotimah, Ahli Pratama BPS kota Probolinggo yang menjadi salah satu narasumber.

“Masa awal pandemi Covid-19 (2020) kemiskinan di Kota Probolinggo kembali naik 7,43%, tahun 2021 naik menjadi 7,44% dan kembali turun di tahun 2022 menjadi 6,65%. angka kemiskinan dikota Probolinggo selama 8 tahun terakhir mengalami penurunan, dan hanya saat awal pandemi saja terjadi kenaikan dan kembali turun saat masa pemulihan ekonomi di tahun 2022,” katanya.

Lebih lanjut narasumber ini mengurai bahwa garis kemiskinan di Kota Probolinggo sebesar 6,65% tersebut bukan kategori kemiskinan ekstrem, melainkan masuk kemiskinan biasa dengan jumlah pendapatan masyarakat miskin sebesar Rp. 545.955 per-kapita per bulan.

Narasumber lainnya Kristian Dwi  (Ahli Muda BPS kota Probolinggo) menjelaskan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Probolinggo tumbuh 1,22 % atau 0,90 poin di tahun 2022.

"IPM Kota Probolinggo tahun 2022 naik menjadi 74,56 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar 73,66 persen. Peningkatan pertumbuhan IPM dipengaruhi oleh meningkatnya seluruh indikator pembentuknya yakni indeks kesehatan, pendidikan maupun pengeluaran per-kapita per-tahun," katanya. (sf)