JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Status Gunung Api Ijen Kabupaten Bondowoso kini naik menjadi level II atau waspada. Kenaikan level ini diterangkan oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terhitung sejak tanggal 7 Januari 2023 pukul 14:00 WIB kemarin.

Kenaikan status Ijen tersebut terhitung sejak tanggal 07 Januari 2023 pukul 14:00 WIB kemarin. ditekankan tak terkait dengan aktivitas eksplorasi panas bumi oleh PT. Medco Geotermal, di Kecamatan Ijen yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu itu.

Jajaran forum pimpinan daerah Bondowoso, yang terdiri dari Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat, Kapolres Bondowoso, Komandan Kodim 0822 melakukan pembahasan mitigasi bencana, di Arabica Homestay,  pada Sabtu (14/1/2023).

Turut hadir, jajaran TNI-Polri, sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD), Camat dan kepala desa, serta jajaran PVMBG, PT. Medco Geotermal, serta Perhutani

Menurut Aditya salah satu perwakilan dari PT. Medco Geotermal menjelaskan bahwa dari sisi jarak Kawah Ijen ke sumur Medco itu sekitar 15 kilometer. Jadi bisa dibilang secara jarak itu sudah di atas dari 5 kilometer.

"Dari sisi kedalaman, proyek panas bumi sendiri yang diambil adalah sumber uapnya yang akan menggerakkan turbin," katanya.

Sementara, untuk aktivitas magma sendiri berada di kedalaman sekitar 4.000 meter di atas permukaan. Sementara sumur Medco yang paling dalam itu ada di kedalaman 2,5 kilometer.

"Jadi masih ada jarak. Dari kedalaman magma yang nanti akan keluar dari Gunung Ijen, dengan kedalaman sumur," terangnya.

Ia mengatakan melihat dua parameter ini maka kenaikan level status Kawah Ijen sendiri tak akan terkait dengan aktivitas eksplorasi panas bumi.

Hal senada juga disampaikan perwakilan dari Pos Pengamatan Gunung Api Ijen di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Suparjan, bahwa tak ada kaitannya karena memang sumbernya berbeda.

"Yang saya tahu tidak ada kaitannya dengan aktivitas gunung dengan Medco. Karena seperti dikatakan tadi dengan Pak Anditya, beda. Sumbernya beda. Jadi tidak ada kaitannya. Jadi cuma isu," urainya.

Ia sendiri mengaku bahwa  peningkatan level sendiri diketahui begitu ada peningkatan aktivitas kegempaan, maupun visual, serta suhu. Ini menjadi alarm awal.

Disebutnya, sampai terkahir pengukuran suhu di Kawah Ijen yakni 45,6 derajat serius. Ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibanding Desember 2022 yang tercatat 16 derajat celsius.

"Dari segi visual itu dari cctv ya, itu masih dengan kondisi yang sama dengan visual tanggal 5 tersebut. Itu ada uap air dari yang keluar dari danau. Jadi mengindikasikan suhu masih panas. Kemungkinan ya masih sekitar 40 an," katanya.

Sementara menurut Komandan Kodim 0822, Letkol Arm Suhendra Chipta, tegas mengatakan tak ada kaitannya. Karena, dari sisi jarak dan kedalaman eksplorasi panas buminya berbeda jauh.

Karena itulah, ia menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan isu. Karena, memang untuk peningkatan aktivitas gunung berapi hampir seluruh Indonesia terjadi.

"Jadi tak kaitannya sama sekali," pungkasnya. (eko)