JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Prasetyo (15) penderita Hydrocefalus kini mulai mendapat penanganan medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bondowoso, dengan dilakukan rujukan ke RSUD dr Koesnadi Bondowoso.

Saat ini Prasetyo yang juga merupakan warga Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, sudah mendapatkan perawatan intensif oleh dokter dan perawat di rumah sakit setempat.

Awalnya Prasetyo dikira menderita Gizi buruk hingga mengalami kesimpulan. Namun dalam catatan riwayat medis ternyata menderita Hydrocephalus.

Plt Kepala Dinkes Bondowoso, Agus Suwarno, Kepala Puskesmas Nangkaan, dan Babinkamtibmas mendampingi langsung saat evakuasi Prasetyo ke RSUD) dr Koesnadi Bondowoso.

Dirinya menyampaikan bahwa pihak Dinkes sejak tadi malam langsung menginstruksikan pada Puskesmas Nangkaan untuk memberikan penanganan serius.

" Tadi pagi setelah Briefing bersama tim Dinkes, Jam 08.00 WIB, kami langsung ke rumah mas Prasetyo, sudah ada Kades dan Prangkat Desa di sana, kami melakukan cek kesehatan, kami mendapatkan kesimpulan, sehingga harus di rujuk ke RSUD untuk dilakukan penanganan medis secara intensif," kata Agus saat ditemui di RSUD, Sabtu (10/06/2023).

Untuk penanganan dan pelayanan Prasetyo, difasilitasi secara gratis oleh RSUD, sebab namanya jug sudah terdaftar di BPJS kesehatan.

Kedepan pihak Dinkes dan RSUD akan terus komitmen untuk memberikan penanganan medis pada Prasetyo agar bertul-betul terlayani dengan maksimal.

Tidak hanya itu, pihaknya juga akan terus melakukan konsolidasi, koordinasi, dan penguatan lagi terkait kesehatan. Kami juga ada kegiatan Posyandu dan pemantauan kesehatan.

" Sebenarnya tidak hanya untuk mas Prasetyo tapi untuk seluruh Kabupaten Bondowoso, kami akan terus kuatkan lagi koordinasinya dan jejaringanya untuk pemantauan kesehatan di tingkat bawah," ujarnya.

Plt Kepala Dinkes juga mengungkap, sebenarnya pelayanan dan pemantauan kesehatan sudah di intervensi oleh Dinkes dan Puskesmas pada Prasetyo dilakukan sudah sejak lahir.

" Pihak Puskesmas sudah melakukan kunjungan kerumahnya. Bahkan Puskesmas punya catatan riwayat medisnya sejak lahir, 2 bulan sejak lahir dia kejang-kejang sampai 2 kali, setelah dicek kesehatan ternyata mempunyai penyakit bawaan sejak lahir Hydrocefalus," imbuhnya.

Pihak Dinkes dan Puskesmas sempat merujuk Prasetyo untuk dilakukan menangani medis ke rumah sakit Syaiful Anwar Malang.

" Mungkin karena faktor ekonomi terkait kendala operasional tidak dilanjutkan. Sedangkan biaya penanganannya sudah gratis di rumah sakit Syaiful Anwar. Sesuai informasi seharusnya di sana harus dioperasi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Miris, bocah dari seorang buruh tani dan penjual sayur di Kabupaten Bondowoso harus berbaring di tempat tidur selama 15 tahun.

Dia adalah Prasetyo (15 Tahun) warga Dusun Pasenan Barat, Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, Bondowoso.

Ia menderita gizi buruk dan lumpuh sejak lahir. Tangan dan kaki remaja tersebut terlihat tidak sempurna, tak seperti para remaja pada umumnya.

Keseharian Prasetyo hanya dihabiskan terbaring lemas tak berdaya di atas kasur kecil.

Bahkan makan minum serta ganti baju pun Prasetyo masih disuapi dan butuh bantuan kedua orang tuanya.

Remaja penderita gizi buruk ini tinggal di RT 21 RW 8 Dusun Pasenan Barat, Desa Pancoran, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso.

Prasetyo merupakan anak ketiga yang terlahir dari pasangan suami istri yang dikategorikan tidak mampu bernama Harsono (45 Tahun) dan Fatimah (42 Tahun). (Eko).