JATIMPOS.CO//PAMEKASAN- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggelontorkan dana sebesar Rp 75 miliar untuk program Universal Health Coverage (UHC). Dana untuk program UHC tersebut merupakan jumlah tertinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Madura.
Berdasarkan data yang dihimpun, anggaran UHC untuk Kabupaten Bangkalan Rp 51 miliar, Kabupaten Sampang Rp 32 miliar, Kabupaten Sumenep Rp 30 miliar dan Kabupaten Pamekasan Rp 75 miliar.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyampaikan, bahwa empat kabupaten di Madura telah menerapkan program yang sama, namun Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyebut dana yang harus digelontorkan oleh Pemkab Pamekasan terbanyak dari empat kabupaten yang ada. Sebab, Pamekasan merupakan kabupaten dengan jumlah masyarakat miskin paling sedikit, sehingga warga yang tercover kartu indonesia sehat (KIS) tidak banyak.
"Hal yang menjadi faktor utama jumlah penerima KIS di Pamekasan sedikit lantaran daya beli masyarakat tinggi, dan jumlah kemiskinan rendah. Di Madura, Pamekasan merupakan kabupaten dengan jumlah kemiskinan terendah," ucap Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, Jum'at (9/6/2023).
Diakuinya, kesehatan merupakan salah satu program prioritas Bupati Pamekasan selama kepemimpinannya selain pendidikan, ekonomi, infrastruktur, dan reformasi birokrasi. Sebelum menerapkan UHC, Pamekasan telah memberikan pelayanan excelent kepada masyarakat, hingga fasilitasi mobil sigap di setiap desa di 13 kecamatan.
Tidak hanya itu, pelayana kesehatan di fasilitas kesehatan menjadi perhatian serius sang bupati sebagai upaya memberikan kenyamanan kepada pasien. Bahkan, bupati memerintahkan agar rumah sakit tidak lagi berbau obat, melainkan aroma parfume agar pasien merasa nyaman dan tenang.
"Kami telah berkomitmen memberikan pelayanan yang excelent kepada masyarakat, masyarakat kita harus mendapat pelayanan kesehatan terbaik, tidak ada lagi bedanya antara pasien satu dengan pasien lainnya, pelayanan harus maksimal," papar Baddrut Tamam.
Program UHC tersebut, lanjut dia, masyarakat Pamekasan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sepeserpun untuk berobat ke rumah sakit, puskesmas, atau fasilitas lainnya yang bekerja sama dengan badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan.
"Hanya cukup dengan menunjukkan KTP sebagai warga Pamekasan," pungkasnya. (did).
Ket Foto: Bupati Pamekasan Baddrut Tamam.
Minggu 16 April 2023
Dibawah Kepemimpinan Bupati Mas Tamam, Angka Kemiskinan di Pamekasan Menurun
JATIMPOS.CO//PAMEKASAN- Angka kemiskinan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur berhasil menurun menjadi 13 persen. Menurunnya angka kemiskinan di Bumi Gerbang Salam tersebut merupakan bukti nyata yang dilakukan oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam untuk mensejahterakan masyarakat.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyampaikan, bahwa angka kemiskinan di Pamekasan paling sedikit dibandingkan dengan tiga kabupaten lainnya di Madura. Tentu, hal tersebut hasil kerja keras dan kerja sama masyarakat atas seluruh program yang dicanangkan pemerintah kabupaten.
"Kemiskinan kita paling rendah tinggal 13,8 persen. Kabupaten tetangga ada yang 22 persen, ada yang 21 persen, ada yang 19 persen dari jumlah masyarakatnya. Jadi, mohon maaf Pamekasan jangan dibandingkan dengan kabupaten lain," katanya, Minggu (16/4/2024).
Dikatakannya, berdasarkan hasil survey badan pusat statistik, pendapatan warga Pamekasan dalam setahun rata-rata 22 juta atau rata-rata 1,9 juta per bulan. Nominal itu menjadi indikator kesejahteraan masyarakat Pamekasan yang meningkat.
Faktor yang mendorong kesejahteraan masyarakat Pamekasan, lanjut dia, yaitu adanya program sepuluh ribu pengusaha baru (sapu tangan biru) dengan sistem pelatihan usaha gratis, bantuan alat gratis, bantuan dana dengan bunga nol persen, hingga fasilitasi pemasaran. Akibat program itu, banyak sekali usaha mikro kecil menengah (UMKM) tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Selain itu, kata dia, faktor lainnya adalah beasiswa santri, beasiswa kedokteran dan beberapa program lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Adanya beasiswa santri akan meringankan beban orang tua terhadap biaya pendidikan anaknya, sehingga dana yang ada dapat dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.
"Pamekasan hebat itu apa indikatornya? UMKM jalan, beasiswa santri jalan, layanan kesehatan gratis ditambah mobil sigap. Ini salah satu indikatornya, bukan indikator yang hoax," paparnya.
Mas Tamam sapaan akrabnya, banyak desa di daerahnya telah berbondong bondang menggali potensinya menjadi kekuatan ekonomi baru melalui program desa tematik. Ada yang mendeklarasikan sebagai desa UMKM, desa pariwisata, dan beberapa tema lainnya.
"Karena kita memang mendorong pembangunan dari desa-desa, kalau desa makmur maka Pamekasan, Jawa Timur dan Indonesia secara umum akan makmur," pungkasnya. (did).