JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Sebanyak 22 Desa di Kabupaten Bondowoso masuk dalam wilayah rawan kekeringan, hal tersebut diakibatkan kemarau panjang yang terjadi di tahun 2023.
Dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso secara rutin menyuplai air bersih ke wilayah yang rentan kesulitan air bersih atau kekeringan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Mahfud Junaidi menuturkan bahwa beberapa titik rawan kekeringan tersebut sudah mendapatkan surat keputusan (SK) Bupati Bondowoso.
"Sudah dimulai bulan kemarin, untuk bulan ini ada 40 titik yang tersebar di 10 kecamatan," katanya, Rabu (2/8/2023).
Untuk jenis air yang disuplai, merupakan air bersih layak minum , semuanya didapatkan melalui kerjasama dengan PDAM Bondowoso.
"Untuk volume dan banyaknya suplai air bersih, tergantung jumlah warga di titik-titik tersebut," tambahnya.
Untuk jumlah titik rawan kekeringan tersebut, setiap tahunnya dilakukan pendataan secara berkelanjutan agar bisa dilakukan upaya lain selain suplai air bersih.
"Tidak hanya distribusi air bersih, kami juga upayakan membuat sumur bor," ungkapnya.
Mahfud menyebut sumur bor menjadi salah satu usulan pihaknya untuk titik-titik rawan kekeringan di Bondowoso, yang semuanya pasti disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah.
"Tahun ini sudah kami buat satu sumur bor, tahun depan (2024.red) kami harap bisa lebih dari sekarang," pungkasnya. (eko)