JATIMPOS.CO/BONDOWOSO. Pemerataan akses terhadap gizi bagi anak-anak sekolah di wilayah pedesaan terus menjadi fokus utama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso bersama Komando Distrik Militer (Kodim) 0822.
Melalui program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG), keduanya menjalin sinergi kuat untuk memastikan bahwa siswa-siswi di pelosok juga mendapatkan intervensi gizi yang layak.
Program MBG hadir sebagai langkah strategis pemerintah pusat dalam mengatasi persoalan stunting serta meningkatkan kualitas belajar anak melalui asupan makanan bergizi.
Di Bondowoso, pelaksanaannya menunjukkan progres signifikan berkat kolaborasi lintas sektor yang melibatkan TNI, pemerintah daerah, hingga masyarakat.
Bupati Bondowoso, KH Abdul Hamid Wahid, menegaskan bahwa keterlibatan aktif seluruh elemen, terutama TNI, mempercepat pemerataan manfaat program ini ke berbagai penjuru daerah.
" MBG ini tinggal direplikasi lebih luas. Dukungan Pemda sepenuhnya ada untuk memperluas jangkauan, terutama ke wilayah yang belum tersentuh," katanya, Rabu (06/08/2025).
Pemkab Bondowoso disebutnya telah menyesuaikan seluruh proses pelaksanaan MBG dengan skema nasional. Termasuk dalam hal jadwal dan gelombang pelaksanaan agar sinkron dengan arahan dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Di sisi lain, Komandan Kodim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani, menyebut bahwa MBG telah menjangkau sekitar 3.100 siswa di 20 sekolah yang berada dalam radius 4–6 kilometer dari dapur penyedia makanan.
Saat ini, lima Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) telah beroperasi, dengan satu dikelola langsung oleh Kodim dan empat lainnya dijalankan oleh mitra masyarakat maupun swasta.
" Lokasinya tersebar di Pujer, Jambesari, Pakem, dan Dadapan. Dapur-dapur ini punya kapasitas rata-rata 3.000 porsi dan juga menjangkau lembaga seperti pondok pesantren. Kami terbuka untuk pesantren yang ingin jadi mitra," ujarnya.
Tak hanya itu, TNI juga aktif mendorong pembentukan dapur MBG di desa-desa baru. Salah satu contohnya adalah Desa Ardisaeng yang tengah bersiap mendaftarkan dapur MBG-nya ke platform resmi BGN dengan pendampingan langsung dari Kodim.
Data terbaru dari BGN menyebutkan, terdapat 44 titik pelaksana MBG di Bondowoso. Lima sudah aktif beroperasi, sementara 39 lainnya sedang dalam proses pengajuan, verifikasi, dan validasi. Diperkirakan, dalam waktu dekat jumlah SPPG aktif akan meningkat signifikan.
" Beberapa tinggal menunggu verval saja. Jika tidak ada hambatan, dalam satu-dua minggu ke depan, akan banyak yang mulai berjalan," imbuhnya.
Upaya bersama ini menunjukkan komitmen konkret Pemkab dan TNI dalam membangun fondasi kesehatan sejak usia dini. Khususnya bagi anak-anak yang tinggal di wilayah terisolasi yang selama ini minim akses terhadap makanan sehat dan bergizi.
Langkah ini diharapkan tidak hanya berdampak pada aspek gizi, tetapi juga meningkatkan kualitas pendidikan di Bondowoso secara keseluruhan.
" Ini soal generasi masa depan. Kita ingin memastikan mereka tumbuh sehat dan kuat, di mana pun mereka berada," Pungkasnya. (Eko)