JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengirim 10 ribu liter air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Desa Purnama, Kecamatan Tegal Ampel, Selasa (6/9/2022).

Pendistribusian tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin dengan didampingi Kepala BPBD, dan dinas terkait lainnya.

Adapun terdampak kekeringan yang mendapatkan pendistribusian di wilayah tersebut yaitu sebanyak 559 warga di dua RT yakni di Dusun Juranggundah.

Menurut Bupati Salwa mengatakan bahwa warga setempat sangat membutuhkan air bersih utuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Iya, karena sumber mata air disini tidak mampu mencukupi kebutuhan air selama musim kemarau, jadi kita bantu dengan pendistribusian air bersih," kata Bupati Salwa.

Selain droping air bersih, pihaknya juga mengupayakan pengeboran di beberapa titik terdampak kekeringan.

"Tahun ini sudah kita anggarkan untuk pengeboran," jelasnya.

Ditempat yang sama, Kepala BPBD Bondowoso, Dadan Kurniawan mengatakan bahwa di Bondowoso sendiri masih ada sekitar 11 Kecamatan, 22 Desa dan 45 Dusun terdampak kekeringan.

"Sesuai prediksi dari BMKG bahwa info krisis air ini bisa mencapai 3 bulan kedepan, oleh karena itu pemerintah tetap menjalankan proses pengiriman air bersih kepada masyarakat," ungkapnya.

Dirinya memastikan jika bantuan air bersih akan berkelanjutan selama masyarakat masih membutuhkan suplai.

"Selama masyarakat masih membutuhkan air, maka kita akan kirim lagi, selama pengeboran belum kita laksanakan," paparnya.

Dirinya menambahkan bahwa keinginan masyarakat di desa setempat meminta untuk segera dilakukan pengeboran agar masalah kekeringan bisa segera teratasi.

"Oleh karena itu kita akan tindak lanjuti dengan metode Geo Listrik untuk mencari sumber mata air, setelah itu maka kita akan segera melakukan pengeboran, karena lokasi disana mempunyai kedalaman sekitar 120 meter," jelasnya.

Pantauan dilokasi, masyarakat sangat antusias menunggu antrian untuk mendapatkan air bersih, mulai dari ibu-ibu sampai anak-anak, mulai dari membawa timba hingga derigen, mengingat daerah tersebut sangat kekurangan akan air bersih. (eko)