JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Pupuk bersubsidi jenis Urea di Kabupaten Bondowoso saat ini langka. Kelangkaan tersebut disebabkan carut marutnya data yang masuk dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (e-RDKK). Akibatnya banyak petani yang tidak bisa mendapatkan pupuk tersebut dengan alasan tak terdaftar di e-RDKK.

Menanggapi hal tersebut, pihak Kecamatan Binakal bersama stakeholder terkait gelar rapat koordinasi untuk penyempurnaan data di setiap desa, di Pendopo Kecamatan setempat, Rabu (14/9/2022).

Dari data yang ada saat ini, pihaknya menyebut bahwa kebutuhan pupuk bisa mencapai 1500 ton per tahun.

"Namun kenyataannya, kita mendapat jatah dari pemerintah hanya sebesar 850 ton per tahun, artinya kita masih kekurangan sekitar 650 ton per tahunnya," kata Camat Binakal, Ivan Arifandi.

Sebagai tindak lanjut, akar permasalahannya adalah data, maka dari itu butuh penyempurnaan, karena masih ada sebagian petani yang belum masuk daftar di e-RDKK.

"Jadi masalahnya di data, maka dari itu saya harap Pemerintah Desa segera melakukan pembenahan data, dengan dibantu oleh PPL pertanian dan Gapoktan yang ada di desa," ungkapnya.

Dalam rapat tersebut, tampak salah satu pemilik kios pupuk di salah satu Kecamatan Binakal, menyampaikan aspirasinya serta keluhannya.

Dirinya mengungkapkan keluhan bahwa beberapa hari sebelumnya ada wacana dalam salah satu Musdes, jika kiosnya akan ditutup tanpa adanya pelanggaran atau masalah.

Menanggapi hal tersebut Camat Ivan mengungkapkan bahwa pihaknya hanya memfasilitasi aspirasi masyarakat Desa Jeruk Soksok melalui musyawarah terbatas dengan PPL tanpa melibatkan kios yang di maksud.

"Pemerintah ini tugasnya hanya memfasilitasi semua kepentingan, berdasarkan informasi dari bawahannya saya, bahwa masyarakat mengusulkan dan usulan itu wajib kita terima," katanya.

Terkait info penutupan kios tersebut, pihaknya menyebut bahwa kios tersebut masih tetap berjalan seperti biasanya, artinya tetap buka. (eko)