JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Sesuai dengan tema pembangunan Kabupaten Lamongan pada tahun 2023 yakni "Penguatan Daya Saing SDM Penunjang Sosial Ekonomi dan Pemberdayaan yang Inklusif", Dinas Pendidikan Lamongan meluncurkan program revolusi pendidikan.
Hal ini karena pendidikan menjadi bagian penting dalam menyiapkan generasi berdaya saing untuk menunjang keberhasilan dimasa mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif menuturkan di dalam program revolusi pendidikan di Lamongan terdapat 3 pokok kegiatan meliputi Lamongan digital class yang berfokus pada sistem pembelajaran berbasis digital, Lamongan digital school yang berfokus pada kegiatan sekolah berbasis digital mulai presensi kehadiran hingga pengawasan pembelajaran, dan Lamongan smart school yang masih dalam tahap realisasi.
"Pengembangan pendidikan ini harus selalu mengikuti zaman, seperti saat ini eranya digital maka kita harus mengimplementasikan digital pada sistem pembelajaran. Komitmen kita dalam menguasai teknologi di bidang pendidikan salah satunya adanya bentuk kerja sama berupa kegiatan kemitraan siswa internasional antara 12 SMP N di Lamongan, Akifuchu SHS Hiroshima, dan sekolah Immaculate Conseption school of Baliuag, Bulacan (Filipina)," tutur Munif Syarif, Kamis (9/3/2023).
Munif menerangkan bahwa program Lamongan digital class sudah merata dan terealisasikan di seluruh sekolah di Lamongan, sedangkan untuk Lamongan digital school masih sebagian, diantaranya ada SMP N 1 Lamongan, SMP N 1 Kedungpring, dan SMP Al Amin Paciran.
Dengan rinci, Munif memaparkan inovasi Dinas Pendidikan Lamongan dalam melakukan perbaikan pada permasalahan di bidang pendidikan.
Seperti permasalahan tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu kurangnya sarana dan prasarana serta sumber daya manusia atau pengajar maka dari itu diadakan bimbingan kepada seluruh sekolah terkait cara pengajuan bantuan DAK mulai dari update dapodik.
Sedangkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ialah terjadi minimnya kompetensi digital mindset pada kalangan digital immigrants. Sehingga masif dilakukan pendampingan kelas digital oleh digital native sebanyak 3 kali pertemuan dalam satu bulan.
"Kita saring permasalahan yang ditemui di lapangan lalu kita carikan solusi, salah satunya ya dengan pembinaan-pembinaan agar SDM kita ini lebih tahu regulasinya dan menambah kompetensinya. Lalu pada kasus gap digital ini kita juga getol lakukan pendampingan agar para digital immigrants melek teknologi, karena arah kita kedepan akan berubah ke digital," terangnya.
Munif menyatakan bahwa upaya yang telah dilakukan, terutama dengan adanya program revolusi pendidikan diyakini mampu melahirkan generasi yang berdaya saing untuk masa depan.
"Karena berhasilnya pendidikan dapat dilihat dari 3 aspek yaitu rapor pendidikan, prestasi pelajar dan pengajar, dan pelayanan pendidikan," pungkasnya. (bis)