JATIMPOS.CO/TULUNGAGUNG - Dalam rangka mewujudkan profil pelajar pancasila dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila serta Budaya Kerja (P5BK) di lingkup sekolah, telah digelar pentas Karya di SMK N 1 Rejotangan Kabupaten Tulungagung , selama dua hari tanggal 7-8/10/2021.

Kegiatan ini merupakan penerapan dari progam Kemendikbudristek yang bekerjasama dengan UNICEF Indonesia di tahun 2021 tentang pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis sekolah sekaligus implementasi paradigma baru kurikulum 2021.

Kepala sekolah SMK Negeri 1 Rejotangan Drs. Masrur Hanafi, MM mengatakan bahwa, kurang lebih 1.800 siswa sekolah meliputi SMP, SMA Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan yang mengikuti program roots Indonesia, SMKN 1 Rejotanganmenja di salah satu sekolah yang ditunjuk untuk mendapatkan program sebagai Sekolah Pusat Keunggulan. Program ini melibatkan siswa sebagai agen perubahan dan guru sebagai fasilitator.

“Dalam roots day sekaligus dilakukan pementasan karya siswa, ini merupakan implementasi paradigma baru kurikulum 2021 di SMKN 1 Rejotangan yang telah ditunjuk sebagai SMK Pusat Keunggulan dalam rangka menciptakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila dan budaya kerja (P5BK), ” tuturnya.

SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, sekaligus sebagai SMK penggerak memberikan suatu kebebasan anak dalam mencari jati dirinya.

“Jadi siswa-siswi SMK 1 Rejotangan mencari cara belajarnya dengan caranya sendiri untuk bisa menemukan jati diri belajar sepanjang hayatnya, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, yang akhirnya menjadi SMK rujukan yang dapat berfungsi sebagai sekolah penggerak dan pusat peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya,” katanya. 

Penerapan progam anti perundungan, 30 siswa yang dipilih dari tiap sekolah untuk menjadi agen perubahan yang berperan untuk menyebarkan dan menanamkan nilai – nilai kebaikan dan anti kekerasan di tiap sekolahnya masing – masing. Sedangkan fasilitator guru punya peran memfasilitasi diskusi yang dilakukan secara bersama dengan agen perubahan dalam pertemuan roots setiap minggunya.

Lebih lanjut, dalam kegiatan root day kemarinpemberian materi pihak SMKN 1 Rejotangan bekerjasama dengan  stake holder dari TNI dan Polri yang dalam hal ini ada materi Kesamaptaan, Kebangsaan, dan Kesadaran Hukum.

Pihaknya berharapdengan adanya program ini para siswa dapat meningkatkan soft skill dalam mencari jati diri sesuai konsep Merdeka belajar yang di gagas Kemendikbudristek.

“Dalam hal ini kita juga menggandeng stakeholder dari TNI – Polri terkait pemberian materi kesamaptaan, kebangsaan, dan kesadaran hukum kepada siswa, setiap dua minggu sekali, dengan harapan siswa mempunyai jati diri dan merdeka belajar,” pungkasnya. (san)