JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Guna mencetak kader falakiyah yang kompeten, Universitas Islam Lamongan (Unisla) menyelenggarakan pelatihan rukyatul hilal.

Peserta yang hadir tidak hanya dari kalangan mahasiswa Unisla sendiri, melainkan pelatihan rukyatul hilal tersebut juga diikuti oleh perwakilan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dari sejumlah sekolah di Lamongan.

Acara yang berlangsung di ruang Auditorium Pascasarjana Unisla. Selasa (29/03/2022) menghadirkan narasumber diantaranya dari Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama Kabupaten Lamongan dan juga selaku Ketua Lembaga Falakhiyah PCNU Lamongan M Khorirul Anam serta Rizal Mubit dari pemerhati ilmu falak.

Rektor Unisla, Bambang Eko Muljono, mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka persiapan menyambut bulan suci Ramadhan 1443 H yang akan tiba pada awal bulan April mendatang.

Selain itu Bambang mengatakan pihaknya sengaja menggelar pelatihan tersebut agar generasi muda tidak buta tentang rukyatul hilal, yang merupakan salah satu metode dalam menentukan awal Bulan Ramadan, Idul Fitri dan sebagainya.

"Sebagai mahasiswa universitas islam, maupun pelajar yang beragama islam. Kita tidak boleh diombang-ambingkan dengan perdebatan yang tiada henti. Kita harus memahami bagaimana rukyatul hilal," kata Bambang, dalam sambutannya saat membuka pelatihan rukyatul hilal.

Setelah mendapatkan materi, para peserta pelatihan nantinya juga akan diajak untuk praktik langsung melaksanakan rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan Ramadhan 1443 Hijriyah.

"Insya Allah hari Jumat nanti, kita akan praktik di kampus Unisla Kandang Semangkon, yang berada di tepi laut. Nanti kita akan dipandu oleh para ahlinya," tuturnya.

Lebih lanjut Bambang mengungkapkan, upaya Unisla untuk memperkenalkan rukyatul hilal tidak sekedar melalui pelatihan singkat, tapi Unisla juga secara khusus akan membuat pusat studi Ilmu Falak.

"Unisla akan membuat pusat studi mengenai ilmu falak. Walaupun di Unisla tidak ada Prodi Ilmu Falak, tapi ada Fakultas Agama Islam dan ada teknik informatika. Nanti akan kita padukan antara fiqih dengan IT. Insya Allah dalam 2 atau 3 tahun peralatan kita sudah lengkap. Tahun ini akan kita cicil, sehingga generasi muda, khususnya mahasiswa agama islam itu mengerti bagaimana Ilmu Falak," kata Bambang.

Sementara itu dalam paparannya, Khoirul Anam menyampaikan materi terkait urgensi ilmu falak dalam khazanah keislaman.

Menurutnya, karena ilmu falak ini adalah salah satu ilmu yang pada zaman sekarang ini sangat penting dan bahkan sudah diadopsi menjadi salah satu disiplin ilmu di bidang keislaman sehingga memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.

​​​​​​​"Mudah-mudahan acara ini dapat memberikan kebaikan atau maslahat untuk masyarakat dalam hal rukyat serta melahirkan kader falakiyah yang berkompeten sebagai generasi penerus selanjutnya," ungkap Khoirul Anam. (bis)