JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Universitas Islam Lamongan (Unisla) Jawa Timur siap menjadi universitas swasta yang unggul, dan Go Internasional.

Upaya yang ditempuh diantaranya dengan menyekolahkan dosen Unisla untuk mengikuti program studi S3 hingga keluar negeri.

Rektor Unisla, Prof Bambang Eko Muljono, mengatakan upaya tersebut ditempuh setelah Unisla sukses meraih akreditasi baik sekali dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) beberapa waktu lalu dan akan terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini 50 persen dosennya harus mengantongi gelar Doktor.

"Itulah yang kami harus sampaikan, bahwa Unisla dalam rangka mendukung program pemerintah Indonesia maju SDMnya harus unggul maka perguruan tinggi seperti aturan yang tertera di Kemendikbud-ristek untuk mencapai mahasiswa yang unggul dosennya harus 50 persen bergelar doktor," ungkap Bambang kepada sejumlah awak media. Selasa (21/06/2022).

Dijelaskan Bambang, langkah yang ditempuh Unisla, yakni dengan melakukan kerjasama dalam hal ini YYPTI Sunan Giri yang diketuai Ir Wardoyo telah menyekolahkan 16 dosen dari fakultas ekonomi untuk menempuh program doktor di Universitas 11 Maret dan 21 dosen fakultas tehnik menempuh S3 di Universitas Tun Hudein On Malaysia dan Universitas Mara Syah Alam Malaysia.

"Ini kenapa kita lakukan, karena untuk mencapai unggul kita tidak cukup puas mengekspor keilmuan di negeri sendiri maka kita juga harus melihat perkembangan di negara lain," terangnya.

Menurutnya, ini program yang berat dan harus dilakukan oleh perguruan tinggi swasta karena terkendala pembiayaan yang harus dikeluarkan baik dari pihak yayasan ataupun biaya yang ditanggung para dosen sendiri.

"Hal ini berbeda dengan perguruan tinggi negeri karena semua dibiayai APBN dan jumlah dosennya memenuhi, kalau tidak kita lakukan kita tidak akan mencapai generasi unggul di 100 tahun indonesia merdeka," ujarnya.

Diakui Bambang, jalan terjal dengan merogoh kantong pribadi ini dinilai sebagai Investasi, mengingat dosen di Unisla 98 persen merupakan akademisi muda.

"Dosen di Unisla ini 98 persen dosennya muda, sehingga ini merupakan SDM yang bisa sampai 20-25 tahun tetap produktif. Juga para dosen ini mayoritas warga Lamongan jadi bisa memicu lonjakan penumbuhan SDM di Lamongan," tegasnya.

Nantinya, seluruh biaya administrasi hingga biaya hidup akan ditanggung Unsila dan YPPTI Sunan Giri sebesar 70 persen, 30 persen pribadi, dan menyediakan pinjaman di koperasi.

"70 persen itu nilainya kira-kira Rp 200 juta, Agar para dosen ini dalam menempuh studi tenang, keluarganya tidak terabaikan, sehingga para dosen bisa fokus mengikuti program Unisla mewujudkan Universitas unggul," paparnya.

Sedangkan di dalam negeri, dosen Unisla juga telah menempuh program studi S3 di sejumlah perguruan tinggi seperti Unej, Unesa, Unibraw, UNS, IPB, dan UGM. (bis)