JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Sambut kurikulum merdeka belajar, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Kabupaten Lamongan menggelar workshop penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP) dan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5).
Kegiatan yang diikuti 603 Kepala Sekolah Dasar se Kabupaten Lamongan ini berlangsung di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
Ketua K3S SD Kabupaten Lamongan Adin Budairi mengatakan kegiatan yang diselenggarakan ini bertujuan untuk membekali para guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka (belajar) yang baru.
Menurutnya kegiatan workshop yang melibatkan Kepala Sekolah Dasar di Lamongan merupakan salah satu upaya yang dilakukan guna terus meningkatkan kapasitas guru dalam mengajar.
"Kegiatan ini sebagai upaya memberikan pemahaman tentang adanya kurikulum baru yakni kurikulum merdeka. Tentu saya dan teman-teman belum terlalu paham, karena untuk tahun 2024 semua sekolah wajib menerapkan Kurikulum Merdeka. Jadi kami siap-siap mulai saat ini,” kata Adin Budairi kepada jurnalis jatimpos.co. Senin (27/6/2022).
Adin Budairi berharap kepada peserta setelah mengikuti workshop mendapat kajian pengalaman dari pemateri untuk bertransformasi secara terarah demi kemajuan pendidikan yang berkualitas.
“Workshop ini sangat bermanfaat bagi peserta, sehingga dapat diterapkan di tahun pelajaran mendatang yaitu tahun pelajaran 2022/2023. Kami sangat berharap semua guru bersemangat mengembangkan diri untuk peningkatan kompetensinya, serta fokus mengedepankan Profil Pelajar Pancasila,” ungkapnya.
Sementara itu pemateri dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Kusno selaku widyaprada menyampaikan bahwasanya dalam kurikulum merdeka ini merupakan pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-19.
"Dalam kurikulum merdeka ini nantinya memberikan keleluasaan dan kefleksibelan kepada satuan pendidikan dan gurunya untuk merancang pembelajaran sesuai kebutuhan dan karakternya masing-masing," ungkapnya.
Sehingga kata Kusno, esensi Kurikulum Merdeka adalah pendidikan berpatokan pada esensi belajar, di mana setiap siswa memiliki bakat dan minatnya masing-masing.
"Implementasinya belum menyeluruh namun bertahap, yakni jenjang SD untuk kelas 1dan kelas 4, jenjang SMP untuk kelas 7, sedangkan jenjang SMA untuk kelas 10," pungkasnya. (bis)