JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Dalam rangka melestarikan seni dan budaya di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat menggelar bimbingan teknis tari kreasi dan musik tradisi di hotel Cahaya Berlian, Jalan Raya Panglegur, Pamekasan, Rabu (3/8/2022).

Pantauan di lokasi, acara yang diikuti oleh 50 peserta dari seniman tari dan musik tradisi tersebut dibuka langsung oleh Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini dengan didampingi Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Siti Fatimah dan jajarannya.

Selain itu, tampak hadir tiga narasumber yang akan mengisi kegiatan tersebut. Meliputi Ketua Dewan Kesenian Pamekasan, Peserta Pelatihan Bimbingan Teknis Tari di Malang, dan Ketua Sanggar Malate Pote Pamekasan.

Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini mengatakan, bahwa kesenian dan kebudayaan tidak hanya berkaitan dengan industri tetapi berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai.

"Ada pelestarian nilai-nilai meskipun tidak menghasilkan dari sisi finansial tetapi itu harus tetap dipertahankan dalam rangka mempertahankan nilai budaya bangsa Indonesia untuk membentuk karakter," kata Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini.

Menurutnya, pada setiap seni dan budaya itu ada unsur karakter, unsur filosofis dan ideologis yang harus tetap dipertahankan. Dan ini, kata dia, merupakan cara untuk memgefluensai dari pendidikan mulai dari sekolah SD, SMP SMA dan perguruan tinggi.

"Upaya yang berkaitan dengan kesenian ini dengan segala bentuknya di sekolah-sekolah mulai tidak diminati. Karena saat ini banyak pelajaran atau ilmu pengetahuan yang tidak memiliki korelasi positif dengan kesejahteraan mulai hilang," papar Kadisdikbud Zaini.

"Misalnya bahasa Madura. Kalau berbahasa Madura kira-kira aspek ekonominya apa? Karena kalau ikut tes di perusahaan tidak ada tes bahasa Madura. Nah disitu sering kali dikaitkan dengan aspek ekonomi," tambahnya.

Selain itu, ujar Zaini sapaannya, di bidang kesenian juga sering kali dikaitkan dengan aspek ekonomi. Kecuali seni ukir dan seni grafis yang sudah jelas akan mendapat income. Banyak kesenian yang ditinggalkan oleh masyarakat gara-gara pertimbangan aspek ekonomi tersebut.

"Nah hal ini sangat bahaya terhadap masyarakat. Sehingga budaya - budaya kita akan ditinggalkan," tuturnya.

Maka kemudian pemerintah membuat kebijakan untuk memakai seragam adat Madura (pesak dan gumbor). Mungkin yang perlu diterapkan oleh Disdikbud yaitu semua siswa-siswi di Pamekasan diintruksikan untuk memakai baju adat. Akan tetapi, sebagian sekolah swasta di Pamekasan sudah ada yang memakai baju adat tersebut.

"Mungkin di sekolah negeri bisa diterapkan juga. Misalnya Minggu pertama disetiap bulan itu memakai baju adat. Jadi pengembangan kebudayaan melalui pendidikan itu sangat efektif," harapannya.

Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Pamekasan Siti Fatimah mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh seniman tari kreasi dan musik tradisi se-kabupaten Pamekasan.

"Tujuannya yaitu untuk mengembangkan hasil karya sanggar malate pote kepada seluruh peserta yaitu tari Pamuji salamet yang merupakan tarian meyambut tamu," ucap Bu Fatim sapaannya.

Sementara itu, Eko Setiawan peserta delegasi dari Sanggar Makan Ati (Madura Kandang Aktivitas dan Kreativitas) mengungkapkan, bahwa kegiatan bimbingan teknis tersebut sangat berpengaruh besar terhadap generasi utamanya seniman Pamekasan.

"Karena motivasi dan pengalaman yang dibutuhkan sangat penting dan saya sangat mengapresiasi sekali terhadap Disdikbud karena dengan adanya kegiatan ini bisa membangun semangat dan kepercayaan diri terhadap generasi seniman," pungkasnya. (did)