JATIMPOS.CO/KAB. JEMBER– Kasus hilangnya Faton (6), seorang bocah di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, akhirnya terungkap. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa dan dikubur di sebuah kebun di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, pada Kamis (13/2/2025) malam.
Pelaku pembunuhan diketahui adalah Alfin (25), kekasih ibu kandung korban, yang awalnya dilaporkan menghilang bersama korban sejak lima hari lalu.
Penemuan jasad korban berawal saat warga melihat Alfin masuk ke kebunnya di dekat eks Pabrik Sampoerna. Menyadari hal itu, warga langsung menunggu dan mengepung pelaku hingga berhasil diamankan.
"Tadi pagi, ada warga yang melihat pelaku masuk ke kebunnya, kemudian disanggong sambil menunggu warga lainnya, setelah beberapa warga berkumpul, pelaku diamankan," ujar Sugeng, Jumat (14/02/2025).
Warga yang kesal sempat menghakimi pelaku dengan bogem mentah, sambil mendesaknya untuk mengakui keberadaan korban.
"Saat itu pelaku sempat gak mau mengakui, tapi setelah didesak, pelaku mengakui kalau Faton dikubur di kebunnya, kemudian kami melaporkan ke polisi dan melihat tempat mengubur korban ditutupi dengan dedaunan kering," bebernya.
Menurut Khumaidi, warga setempat sekaligus tetangga korban, awalnya korban dikabarkan hilang dan diduga diculik seseorang saat ibunya sedang membantu tetangga yang menggelar pesta pernikahan.
"Kabar hilangnya korban sempat diunggah di media sosial facebook, "terangnya.
Namun, penyelidikan polisi membuktikan bahwa korban bukan diculik, melainkan dibunuh oleh Alfin, kekasih ibu kandungnya.
"Semalam, polisi dibantu warga menggali tanah lokasi korban dikubur, " jelasnya.
Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma, pelaku mengaku kesal karena korban terus berlarian dan tidak mengindahkan tegurannya.
"Menurut pengakuan pelaku, korban berlarian kesana kemari hingga pelaku sering menegur korban untuk berdiam diri. Tak diindahkan, pelaku emosi, " kata Kasat Reskrim Polres Jember AKP Angga Riatma, Jumat (14/02/2025).
Emosi pelaku memuncak hingga akhirnya menganiaya korban hingga tak sadarkan diri.
Untuk menghilangkan jejak, pelaku melucuti pakaian korban hingga telanjang bulat, lalu membakarnya. Bahkan, pelaku juga membakar sebuah gubuk kecil di kebun sebagai bagian dari upayanya menghilangkan bukti.
"Selain membakar pakaian korban, pelaku juga membakar gubug kecil yang ada di kebun untuk meninggalkan jejak," terang Angga.
Setelah korban meninggal, pelaku memasukkan jasad korban ke dalam karung yang biasa digunakan untuk memanen pete.
"Pelaku menggali lubang sedalam lutut orang dewasa. Pelaku kemudian mengubur korban," jelasnya.
Hingga saat ini, polisi masih mendalami motif pembunuhan lebih lanjut, termasuk menunggu hasil otopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
"Kami masih mendalami motif pembunuhan ini, termasuk menunggu hasil otopsi penyebab kematian korban," lengkapnya. (Ari)