JATIMPOS.CO // KAB. TULUNGAGUNG – RSUD dr. Iskak Tulungagung menjadi salah satu rumah sakit rujukan di Jawa Timur untuk pelayanan pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO). Dalam rangka memastikan kualitas layanan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengadakan audit klinis di rumah sakit tersebut pada Jumat (22/11/2024).

Rombongan Dinkes tiba di RSUD dr. Iskak pukul 09.00 WIB dan disambut oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD dr. Iskak, dr. M. Ravi Tanwirul Afkara, MMRS., FISQua.

“Melalui kegiatan ini, jika ada kekurangan dalam pelayanan TBC RO, kami akan segera berbenah dan memperbaikinya,” ujar dr. Ravi.

Tatalaksana pengendalian TBC RO di Indonesia telah berlangsung sejak 2009. Hingga 31 Oktober 2024, Jawa Timur mencatat 1.138 kasus TBC RO, namun hanya 872 pasien (88,24%) yang telah memulai pengobatan.

Di Tulungagung, capaian keberhasilan pengobatan TBC RO untuk periode Triwulan 1-3 tahun 2024 (kohort Triwulan 1-3 tahun 2022) baru mencapai 58,53%, jauh dari target nasional sebesar 80%. Untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kualitas layanan, audit klinis dianggap penting dilakukan minimal satu kali setiap tahun.

Audit Klinis merupakan proses review pengobatan secara klinis untuk melakukan evaluasi terhadap respon pengobatan pasien. Kegiatan ini dirasa penting dilakukan secara rutin minimal 1 (satu) tahun sekali bagi semua pasien TBC RO. Hal ini bertujuan untuk identifikasi dini berbagai masalah klinis, maupun program, sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut secara tepat waktu.

Selain itu kegiatan ini dapat meningkatkan komunikasi tim TBC RO antar Fasyankes dan meningkatan kualitas manajemen pasien. Dan menjamin sistem pencatatan pelaporan yang terstandar bagi setiap pasien TBC RO yang berada di fasyankes terkait.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Dr. Desi Lusiana Wardhani, SKM., M.Kes menuturkan bahwa pengendalian TBC masuk dalam prioritas Pemerintahan Kabinet Merah Putih.

“Ada 3 prioritas di pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran yakni pengobatan gratis, pengendalian TBC dan pembangunan rumah sakit berkualitas. Hal ini harus segera dipenuhi,” terang Desi di Ruang Auditorium Gedung IDIK lantai 2.

Menjadi salah satu prioritas, pengendalian TBC ke depan di Kabupaten Tulungagung, akan bergerak di lintas sektor dengan OPD lain. “ Program TBC menjadi prioritas dengan target 5 tahun kasus TBC akan turun 50% dari kasus sekarang. Hal ini dibutuhkan kerjasama lintas sektor dengan pemberian catatan edukasi dan deteksi dini semaksimal mungkin,” tambahnya.

Adanya kegiatan audit ini, tidak lain bertujuan untuk memastikan tata laksana pengobatan pasien TBC RO sesuai standar, memastikan pencatatan pelaporan manual maupun di SITB dilaksanakan sesuai standar dan uptodate, Memastikan manajemen ESO dan IK berjalan dengan baik, yang terakhir mengidentifikasi permasalahan terkait tata laksana pasien TBC RO baik secara klinis maupun programmatic. Paparnya. (San)