JATIMPOS.CO/TUBAN - Isu kesehatan mental menjadi perhatian lima tahun belakangan ini. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan lebih dari 1 miliar orang di dunia menjalani kehidupan dengan gangguan kesehatan mental seperti gangguan kecemasan dan depresi. Isu ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, anak-anak dan remaja, ditengarai juga terdampak gangguan kesehatan mental.
Data WHO, secara global 1 dari 7 anak usia 10-19 tahun mengalami kesehatan mental dengan permasalahan tertinggi yaitu gangguan kecemasan yang dialami lebih dari 28% remaja. Hal ini mendapat perhatian serius semua pihak, karena dampak terbesar gangguan mental remaja yaitu kecenderungan turunnya prestasi akademik dan tumbuh kembang kreativitas anak.
Ciptari Dhienda Aurellya, psikolog klinis yang fokus pada kesehatan mental remaja dan kaum perempuan menyatakan bahwa masalah kesehatan mental sangat rentan dialami oleh remaja usia 12-18 tahun. Hal ini terjadi dikarenakan pada masa usia tersebut remaja mengalami fase storm atau badai dimana terdapat gejolak dalam jiwa remaja usia tersebut yang merupakan bagian dari transisi dari dunia anak-anak menuju dewasa. Hal ini disampikan Dhienda, panggilan akrabnya pada kegiatan Grass Root Refinery (GRR) Tuban Goes to School 2025 di SMA Manbail Huda Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Senin (22/09/2025) pagi yang mengangkat tema Mental Health Awareness.
“Selain fase storm, anak remaja sedang mengalami pula fase pencarian jati diri dan peran diri dalam lingkungan terdekat, sehingga mereka tetap perlu memperoleh bimbingan dari orang terdekat seperti keluarga, orang tua, hingga guru di sekolah," kata Dhienda panggilan akrabnya.
Pelaksanaan sosialisasi kesehatan mental mendapat respon baik. Silvi, siswi kelas XII SMA Manbail Huda menyatakan pentingnya kegiatan yang diselenggarakan oleh PRPP ini membuka wawasan baru. Ia akan lebih menata diri agar dapat menanggulangi masalah kesehatan mental.
Terpisah, Yuli Witantra, Sr. Officer CSR PRPP mengatakan generasi muda Tuban adalah aset bangsa untuk mendukung pembangunan nasional ke depan. Gangguan kesehatan mental merupakan bahaya laten yang dapat menurunkan potensi serta kreativitas anak-anak untuk tumbuh kembang dengan optimal baik fisik maupun mental.
"Mereka semua diharapkan kontribusinya untuk mendukung visi negara kita menuju Indonesia Emas 2045," sambung Yuli.
Pada Kegiatan GRR Tuban Goes To School, PRPP memperkenalkan proyek GRR Tuban kepada seluruh peserta yang disampaikan oleh Vladislav Smetanin, Manager Compliance PRPP. Tidak hanya itu, disampaikan juga materi tips untuk membangun ketahanan mental untuk menghadapi stress oleh Sandi Dumara, Manager HSSE Petrochemical Complex PRPP.
Selain di SMA Manbail Huda, GRR Tuban Goes to School juga diselenggarakan di SMK Manbail Futuh Desa Beji, Selasa (23/09/2025). Kegiatan rutin PRPP dan Proyek GRR Tuban untuk mengembangkan pendidikan generasi muda sekitar area proyek perusahaan. Total lebih dari 170 siswa berpartisipasi dalam kegiatan GRR Tuban Goes to School 2025.
Hal ini wujud komitmen PRPP dalam implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) khususnya TPB No 4 tentang Pendidikan Berkualitas serta TPB No. 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera terkait dengan aspek edukasi kesehatan mental pada remaja. (min)