JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Sebagai wujud kepedulian kesehatan masyarakat, Pemerintah Desa (Pemdes) Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat desanya.
Bersama dengan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) desa, Pemdes Sidobinangun mengadakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan pada bayi dalam rangka upaya pencegahan stunting digelar di Balaidesa Sidobinangun, Selasa (09/06/2020) kemarin.
Dalam acara tersebut juga dilakukan pemberian secara simbolis dari Kades Sidobinangun dengan memberikan paket penambah makanan tambahan serta APE alat permainan edukatif pada balita yang bisa dimainkan oleh anak usia 1-3 tahun.
Kepala Desa Sidobinangun, Anang Faudi mengatakan, masalah kesehatan masyarakat merupakan faktor penting yang harus dilakukan khususnya pada balita. Menurutnya, balita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan, terutama masalah gizi kurang atau buruk. Hal ini disebabkan karena pada saat fase balita akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Status gizi balita merupakan hal yang harus diketahui oleh setiap orang tua.
"Upaya pencegahan permasalahan stunting, gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek dari anak-anak lain dalam rentang usia yang sama, saat ini menjadi perhatian besar bagi pemerintah Pusat dan Daerah," ucap Kades Anang panggilan akrabnya.
Kades Anang sangat mengapresiasi atas kegiatan ini, menurutnya inovasi yang kreatif tersebut memberikan dampak positif bagi perkembangan anak usia dini, sehingga nantinya melahirkan anak-anak yang cerdas dan mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas dan ceria.
“Anak usia dini merupakan periode yang penting dalam kehidupan manusia menjadikan anak yang berkarakter sesuai bakat dan minat, Sehingga mereka nanti dapat menjadi generasi emas dan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa mendatang," harapnya.
Sementara itu, ketua KPM Sriati menambahkan, pencegahan balita stunting dapat diantisipasi mulai dari dalam kandungan atau disebut dengan 1.000 hpk (hari pertama kehidupan) fase janin berusia 0 - 2 tahun). Fase tersebut belum bisa diketahui dengan optimal,akan tetapi akan terlihat ketika anak berumur 14 tahun, misal memiliki IQ yang lebih rendah dibandingkan anak yang mendapatkan nutrisi cukup serta berpotensi menderita stunting (pendek).
Menurutnya, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia - usia produktif.
“APE ini juga atas saran dan masukan para kader pemberdayaan Masyarakat (KPM) desa sidobinangun, permainan edukatif untuk anak ini Disitu juga dapat mengajarkan anak-anak mengenal angka, huruf, ragam buah, bangun datar, dan juga waktu,” ujar ketua KPM Sriati. (bis)