JATIMPOS.CO//SURABAYA- Mungkin banyak yang sudah kangen bagaimana kabar hewan di Kebun Binatang Surabaya (KBS) selama masa pandemic Covid-19 ini. Karena itu KBS, menggelar live instagram “Bersama Keeper Buaya”, Minggu (17/1/2021).

Dokter hewan (drh) Vega didampingi Keeper Buaya menceritakan bagaimana kabar buaya selama masa pandemic, bagaimana cara makan dan pemeriksaan kesehatannya.

“Salah satu hewan yang ada di KBS adalah buaya dengan atraksi yang paling menarik di KBS adalah memancing buaya,” kata drh. Vega sebagai dokter satwa di KBS dalam acara Belajar Mengenal Satwa bersama Kebun Binatang Surabaya, Minggu (17/1/ 2021).

Menurutnya, KBS memiliki 3 jenis buaya, yakni buaya Irian, buaya muara, dan buaya sumpit atau sinyulong. Dari ketiga buaya itu yang merupakan satwa endemik Indonesia adalah buaya Irian yang aslinya dari Papua. Dan ketiganya adalah satwa yang dilindungi.

Drh. Vega selalu dokter hewan yang bertugas di KBS mengatakan bahwa kesehatan seluruh satwa KBS selalu terkontrol. "Untuk cek kesehatan setiap hari kita lakukan bersama dengan keeper untuk konsultasi apakah hewan ini ada perubahan sifat atau sikap yang mengarah pada sakit,” ujarnya.

“Sehingga apabila ditemukan keadaan sakit maka kami bersama tim akan segera memberikan pengobatan. Selain itu kita juga rutin setiap 3 bulan sekali memberikan obat cacing dan pemeriksaan feses untuk mengetahui apakah ada parasit atau tidak,” tambahnya.


Kebun Binatang Surabaya memiliki 2 orang keeper buaya yakni keeper utama (Seger) dan keeper pengganti ( Rio).

Pada kesempatan ini Seger menceritakan, memancing buaya kali ini, kita akan memberi makan buaya muara bernama Saimo dan Soimah. Mereka ini sepasang dan merupakan jenis buaya terbesar di dunia.

Sekarang panjangnya sudah mencapai 6 meter. Perlu diketahui bahwa buaya tidak makan setiap hari tetapi 1 bulan 2 kali karena proses pencernaannya tergolong lama. Dan setiap kali makan 1 ekor buaya butuh 3,5 kg daging ayam atau sapi,” kata Seger.

Daging segar yang akan diberikan sebagai umpan kepada buaya akan di ikat di ujung pancing. Kemudian akan di arahkan kepada buaya tersebut. Sehingga buaya akan menangkap makanannya sendiri.

“Cara ini sesuai dengan cara makan di habitat aslinya agar insting buaya masih dapat bekerja. Satwa koleksi KBS selalu mendapatkan nutrisi dan gizi yang sudah ditetapkan oleh ahlinya,” kata Seger.

Sementara itu Cak Rio, keeper buaya pengganti menambahkan, dari kami sebagai pengelola sudah semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk satwa-satwa yang ada diKBS.

“Dan tugas para pengunjung adalah tidak mengotori KBS sehingga dengan berkunjung ke KBS masyarakat dapat membantu menjaga kelestarian satwa yang dilindungi sehingga bisa terus lestari sampai nanti," kata Cak Rio. (ham)