JATIMPOS.CO//SURABAYA- Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun. Taufik Hidayat, yang  akrab dipanggil Cak Bondet Hardjito (63 Th) wartawan senior meninggal dunia di RS Al Irsyad Surabaya, Selasa (22/6/2021). Ia mengaku batuk-batuk, badan meriang sejak Jum’at (18/6) seusai menghadiri hajatan keluarganya di luar kota.

Senin (21/6) mengalami sesak nafas yang terus dirasa makin berat, lalu masuk rumah sakit. Setelah dilakukan swab, hasilnya dinyatakan positif covid.

Banyak rekan-rekannya merasa kehilangan orang baik itu, termasuk Syaiful Anam, Pimred Jatim Pos. Sebagai sesama pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Syaiful Anam mengaku sangat terkesan dengan Cak Bondet.

Setiap peringatan Hari Pers Nasional (HPN), PWI Jatim selalu mengadakan Bakti Sosial. Pada bakti sosial pengobatan massal di Tuban tahun 2017, Cak Bondet bersama Cak Anam, panggilan akrab Syaiful Anam selama empat hari berada di Tuban mengurusi pengobatan bagi warga miskin dan lansia.

Sekitar 2.100 warga miskin dan lansia di Tuban mendapatkan pengobatan gratis hasil kerjasama PWI Jatim, Pundi Amal SCTV dan Pemkab Tuban. Cak Bondet mengaku senang dengan kegiatan sosial itu.

Cak Bondet juga mengaku akhir-akhir ini banyak beraktifitas di bidang sosial. Selain sebagai ketua RT di daerah Pepelegi Sidoarjo, juga sering di Stikosa AWS dan membuat online media siber ArekMemo.Com yang diakuinya sebagai penyaluran hobi, sedangkan pendapatan finansial masih minim dan bahkan tidak ada.

Istri Sholehah
Ada cerita inspiratif disampaikan Cak Bondet selama menjadi wartawan. Ia memulai menjadi wartawan di Harian Memorandum sekitar tahun 1982. Ngepos di bidang hukum dan kriminal diakuinya banyak relasi Polisi, jaksa dan tempat-tempat hiburan malam.

Setiap hari Cak Bondet selalu pulang larut malam. Setelah menyelesaikan tugas-tugas redaksi, lalu ke tempat hiburan malam. Sampai di rumah sekitar pukul 02.00 – 03.00 dinihari. Sebelum sampai rumah selalu membersihkan diri termasuk berkumur.

Sampai di rumah kata Cak Bondet didapatinya istrinya sedang mengaji, membaca Alqu’an. Kadang didapati sedang sholat tahajut lalu dilanjut membaca Alqur’an. Tidak ada pertanyaan apa-apa, dan apalagi marah-marah dari istinya. Diakuinya istrinya seorang yang sabar dan menerima.

Cak Bondet (kanan) bersama Syaiful Anam di masjid komplek Sunan Bonang Tuban, usai Bakti Sosial.

-------------------

Bertahun-tahun begitu. Hingga akhirnya istrinya sakit. Lalu dirawat di rumah sakit Darmo Surabaya. Karena merasa ingin maksimal merawat, maka dibawa ke rumah sakit di Singapura.

Waktu itu Cak Bondet mengaku banyak duit. Di ATM nya ada sekitar Rp 1 (satu) Miliar. “Gampang mendapat uang waktu itu. Hampir semua petinggi Kepolisian dan Jaksa di Jawa Timur kenal saya,” paparnya. Demikian juga bos tempat-tempat hiburan.

Perjalanan waktu, akhirnya istrinya meninggal dunia. Saat istrinya meninggal dunia itulah Cak Bondet meminta ijin keluarga untuk tidak langsung dimakamkan. Karena masih ingin memeluk, mencium jenazah istrinya setidaknya semalam.

“Saya merasa banyak bersalah pada istri,” ujarnya. Dan sejak itu pula ibadahnya ditingkatkan, perbuatan yang dianggap maksiat ditinggalkan. “Setiap malam jum’at saya selalu ke makamnya, mengaji sak isone (sebisanya). Sampai sekarang,” katanya sambil terkekeh.

Saat bermalam di salah satu hotel di Tuban, ditunjukinya sedang membawa Juz’amma (kumpulan surat pendek dalam Alqur’an dan Tahlil). Sepertiga malam Cak Bondet tampak bangun dan sholat tahajut, lalu membaca Juz’amma.

“Ngaji Sak isone Kang (membaca Alqur’an sebisanya),” katanya sambil terkekeh ketika kami bangun juga.

Diakuinya juga kehidupannya dari “miliader” menjadi tidak punya apa-apa pada saat ini, namun lebih menentramkan dalam hidupnya. “Saya ini termasuk sabar ya Kang. Dulu miliader, sekarang nggak punya apa-apa,” ujarnya sambil terkekeh. 

Selamat jalan Cak Bondet menghadap Sang Pencipta. Semoga sujud dan do'a istri sholehah pada sepertiga malam diterima Allah SWT menjadikan Cak Bondet husnul khotimah, berkumpul bersama di Surga Allah. Aamiin  (n)