JATIMPOS.CO/GRESIK - Berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan Kali Lamong berkomitmen untuk melaksanakan normalisasi. Hal itu muncul saat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gresik menggelar dialog publik dengan tema “Tuntaskan Kali Lamong & Normalisasi Total” yang dilaksanakan di Hall Hotel Pesonna Gresik pada Kamis siang (5/12).


Komitmen berbagai pihak tersebut dalam bentuk sinergi antara berbagai elemen untuk kepentingan normalisasi Kali Lamong. “walaupun di dalam DPRD berbeda-beda warna (Partai Politik), tetapi penyelamatan Kali Lamong harus kita mulai tahun ini,” tegas Ketua DPRD Kabupaten Gresik, H. Fandi Akhmad Yani, SE.

Ia juga bertekad membuat forum grup sebagai bentuk komitmen bersama baik dari perwakilan eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga masyarakat. Hal ini pula diawali dengan tekad anggota Komisi V DPR RI, H. Syafiuddin, S.Sos yang berusaha membawa Kali Lamong sebagai isu nasional.

Para eksekutor juga berkomitmen untuk bersinergi dalam normalisasi Kali Lamong. Kepala Badan Pertanahan Gresik, Dr. Asep Heri, MH, siap membantu jalannya normalisasi Kali Lamong dalam hal pelaksanaan pembebasan tanah.

Selain itu, Dinas PUTR dan BBWS Bengawan Solo berkomitmen untuk bersinergi dalam hal perencanaan hingga pelaksanaan. Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc yang di awal acara bertindak sebagai keynote speaker juga siap jika berkoordinasi dengan Komisi V DPR RI.

Salah satu permasalahan yang banyak dibicarakan dalam dialog publik ini adalah masalah sinergitas dan pembebasan tanah. Masyarakat yang sudah jenuh dengan permasalahan yang berlarut-larut ini bahkan ikut berkomitmen untuk melancarkan proses pembebasan tanah hingga pelaksanaan normalisasi.

“Kami di tataran paling bawah akan membantu bagaimana persoalan Kali Lamong terselesaikan dengan baik” ujar Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten Gresik.

Permasalahan Kali Lamong yang bertahun-tahun mengakibatkan banjir menjadi alasan diadakannya dialog ini. Akibatnya, terjadi banyak kerugian yang dialami warga Gresik, khususnya di wilayah selatan, dari materi hingga korban jiwa. Sehingga masyarakat sudah jenuh karena terus-terusan dilanda banjir dan menuntut untuk segera dilaksanakannya normalisasi Kali Lamong. (ruz)