JATIMPOS.CO/SURABAYA - Rapat Pansus DPRD Surabaya dengan PT Yekape dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya pada Senin (13/1/2025) bertujuan memperjelas peran PT Yekape dalam menyediakan hunian terjangkau, termasuk hunian vertikal, serta memanfaatkan aset Pemkot Surabaya sebagai lahan pembangunan rusunami.
Namun, muncul sejumlah tantangan, terutama minimnya minat terhadap rusunami karena lokasinya yang jauh dari pusat kota. Kondisi ini berbeda dengan luar negeri, di mana hunian vertikal biasanya berada di pusat kota.
Ketua Pansus Yekape Eri Irawan mencatat perlunya inovasi, seperti memanfaatkan aset Pemkot di tengah kota.
“Contohnya eks pabrik Iglass di Ngagel, yang berpotensi dialihfungsikan menjadi rusunami. Inspirasi dari Jakarta, seperti model transit-oriented development (TOD) di Stasiun Tanjung Barat, juga dianggap relevan untuk diterapkan di Surabaya," kata Eri kepada pers seusai rapat Pansus, Senin (13/1/2025).
Eri juga menyoroti pentingnya skema bisnis yang jelas untuk memastikan program ini menguntungkan, khususnya bagi Yekape. Perda yang mendukung Yekape menjadi profit-oriented sedang didorong agar pembangunan rusunami tetap terukur dan berkelanjutan.
“Sebagai contoh, proyek rusunami di Wonorejo dengan konsep tiga lantai dan 24 unit, hingga kini hanya terjual kurang dari 50%, sementara biaya pembangunannya cukup tinggi. ini bukti nyata Yekape belum profit oriented," ujar Eri.
Pansus dewan juga menilai kebutuhan hunian vertikal sangat mendesak, mengingat rumah tapak semakin tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Paradigma tentang rusunami perlu diubah agar tidak lagi dianggap hanya untuk masyarakat ekonomi rendah. Diharapkan rusunami menjadi pilihan utama bagi warga yang ekonominya meningkat setelah tinggal di rusunawa.
Namun, ditemukan kasus warga pindah dari rusunawa ke rumah tapak, bukan ke rusunami, yang menjadi catatan penting. Pemkot disarankan untuk memperbanyak rusun dan mempermudah akses ke rusunami.
“Surabaya sebagai kota global perlu membatasi pembangunan rumah tapak untuk memperluas Ruang Terbuka Hijau dan mendorong hunian vertikal yang modern dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat," terang Eri.
Mewakili suara pansus, Eri menegaskan, konsep kota global berkelanjutan ini harus didukung dengan kebijakan yang mempercepat tren pembangunan hunian vertikal. Dengan lahan yang semakin terbatas, rusunami, rusunawa, dan apartemen menjadi solusi utama untuk memenuhi kebutuhan hunian di Surabaya.
Pansus juga mendorong Pemkot Surabaya untuk mengembangkan program dan kebijakan strategis yang memudahkan warga, terutama dari kalangan menengah ke bawah, mengakses hunian vertikal. Selain itu, diperlukan inovasi dalam desain dan lokasi pembangunan rusunami agar lebih menarik bagi calon penghuni, seperti mendekatkan lokasi rusunami ke pusat kota atau mengintegrasikannya dengan fasilitas transportasi publik.
“Pendekatan TOD menjadi salah satu solusi yang relevan, di mana pembangunan rusunami dapat dilakukan di dekat atau di dalam area transportasi strategis, seperti stasiun atau terminal. Hal ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas bagi penghuni, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, mendukung mobilitas yang lebih ramah lingkungan," jelas Eri.
Selain aspek lokasi, politisi PDI Perjuangan ini menilai penting juga untuk mempertimbangkan desain hunian yang modern, efisien, dan sesuai kebutuhan masyarakat urban. Pemkot perlu berkolaborasi dengan pengembang swasta dan BUMD seperti PT Yekape untuk menciptakan model hunian yang kompetitif namun tetap terjangkau.
Dalam jangka panjang, langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan, sesuai dengan visi Surabaya sebagai kota kelas dunia.
''Upaya ini juga harus dibarengi dengan sosialisasi yang intensif untuk mengubah mindset masyarakat tentang pentingnya hunian vertikal sebagai bagian dari gaya hidup modern di kota besar. Mengadopsi konsep pembangunan berorientasi masa depan, Surabaya berpeluang menjadi contoh kota global yang sukses mengatasi tantangan perumahan sekaligus memperluas ruang hijau dan menjaga keberlanjutan lingkungan," tutup Eri. (fred).