JATIMPOS.CO/KABUPATEN BLITAR - Pemerintah Kabupaten Blitar sudah menyiapkan program new normal dan rapid test massal dan sedang mengkajinya. Termasuk mengumpulkan pendapat dari Dinkes, tenaga medis seperti dokter serta pihak terkait.
Hal itu dikemukakan Seketaris Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar Medi Wibawa usai melakukan rapat paripurna melalui teleconference, Selasa (9/6/2020).
Menurut Anggota Dewan dari komisi yang membidangi kesehatan itu, persiapan menyongsong new normal dan rapid test massal akan dilakukan di 22 kecamatan se-Kabupaten Blitar.
Berdasarkan persentase jumlah penduduk,lanjut Medi, setiap kecamatan tentu jumlahnya tidak sama, sehingga waktu pelaksanaan rapid test pun tidak sama.
Menyongsong tahapan new normal, Medi memberi gambaran, bahwa masyarakat perlu diedukasi. Jangan sampai masyarakat mengira New Normal berrarti sudah bisa beraktivitas seperti biasa. "Dikira sudah normal, ini kan sangat bahaya," tandasnya.
Dikhawatirkan, banyak kelompok masyarakat, misalnya para pedagang, telah melakukan suatu kegiatan tanpa mengindahkan lagi protokol kesehatan. Ini sangat bahaya.
Medi berharap pemilik dan pengunjung cafe atau tempat nongkrong untuk tetap memakai masker. Termasuk pasar, antara pedagang dan pembeli harus taat mematuhi peraturan. Sebab, ada petugas yang akan mengawasi dan mendata pemilik kios.
"Siapa tidak pakai masker jelas ada saksinya. Ada pejagaan yang ketat untuk antisipasi penyebaran virus corona guna memutus mata rantai penyebran covid-19," ujarnya.
Harus disadari, bahwa masyarakat kita banyak yang tidak tahu seseorang berstatus ODP maupun PDP. Karena itu, seharusnya Tim Gugus Tugas Covid-19 memberitahu, setidak memberi tanda bahwa di sebuah lingkungan ada program isolasi mandiri terhadap ODP atau PDP.
Medi mengingatkan bahwa new normal itu adalah kehidupan baru, bukan normal seperti hari-hari sebelumnya. Setelah new normal akan dilihat persentase kasusnya. Jika masih tinggi berarti kita harus hati-hati, padahal kehidupan ekonomi sehari-hari sudah mencekik. (sk)