JATIMPOS.CO/SURABAYA - Kelangkaan BBM solar di Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir ini boleh jadi akibat adanya panic buying. Panic buying diawali dari informasi kekurangan solar di satu SPBU kemudian menyebar ke sopir-sopir. Akibatnya antrean panjang terjadi di SPBU-SPBU hampir di seluruh Jawa Timur.
Penjelasan itu disampaikan GM Pertamina Marketing Operation Region 5 Werry Prayogi, saat memberikan keterangan pers di di Ruang Binaloka Kantor Gubernur Jl. Pahlawan, Senin (18/11/2019).
Werry didampingi Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur Setiajit, Kepala Dinas Perhubungan Jatim Fattah Jasin, dan Ketua DPD Organda Jatim, Busairi Mustafa.
"Jadi begini, panic buying itu pembelian yang dipicu rasa khawatir terbatasnya barang yang akan dibeli. Para sopir truk akhirnya membeli solar tidak seperti biasanya. Biasanya truk ngisi 200 liter jadi 300 liter," jelas Werry.
Menurut Werry, panic buying tersebut menyebabkan pasokan solar di beberapa SPBU langka. Permintaan solar jadi tinggi. Misalnya, pada hari biasa SPBU menjual 10 ribu liter solar, namun beberapa hari ini mencapai 15 ribu liter solar.
Ia menyebutkan distribusi suplai solar dan premium untuk wilayah Jawa Timur distribusi Pertamina di bulan Juli Agustus dan September rata-rata mencapai 216 ribu kilo liter. Sedangkan di bulan Oktober mencapai 224 ribu kilo liter.
Selain itu disampaikan Werry, yang mengalami kelangkaan tidak di seluruh SPBU. Melainkan di SPBU tertentu yang menjadi favorit atau pilihan pelanggan.
Sehingga tidak merata karena bergantung pada pelanggan memilih SPBU yang terbaik menurutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur Setiajit mengatakan tidak semua masyarakat paham terkait penggunaan dan konsumsi BBM bersubsidi.
Oleh sebab itu ia mengimbau agar masyarakat bersikap bijak.
"Solar premium bersubsidi kan jelas penggunannya. Yang tidak boleh adalah truk barang tambang, truk industri, plat merah. Maka masyarakat yang juga menengah atas tolong tidak memakai premium dan solar bersubsidi," kata Setiajit.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kuota premium di Jawa Timur mencapai 1.444.300 kilo liter. Sedangkan untuk Solar 2.920.000 kilo liter.
Pihaknya berharap kuota ini terjaga dan tidak ada panic buying di masyarakat sehingga suplai dan demand tidak terganggu untuk solar dan premium.
Setiajit mengatakan kini pasokan solar di Jatim kembali normal. "Hari ini Insya Allah sudah normal," tegasnya.
Pertamina juga sudah berjanji dalam dua hingga tiga hari ke depan akan menggelontor distribusi solar dan premium di Jatim hingga 120 persen guna menormalkan suplai di seluruh wilayah. (yus)