JATIMPOS.CO/BANYUWANGI - Gempa bumi yang sempat mengguncang wilayah Malang pada Sabtu (10/4/2021) lalu, ternyata juga dirasakan hingga Banyuwangi. Dampak akibat gempa berkekuatan 6,7 SR itu mengakibatkan sebuah warung milik Ismail yang berada di Jalan Raya Benculuk, Kecamatan Cluring mengalami kerusakan cukup parah.

Warung kopi yang telah dirintis Ismail selama satu tahun itu hancur akibat runtuhan tembok dari bangunan di sebelahnya yang sedang direnovasi.

Ismail menjelaskan, warung miliknya berdampingan dengan toko yang sedang direnovasi. Bangunan toko tersebut dalam proses dibongkar, namun belum selesai. Tiba-tiba ada gempa yang membuat tembok toko itu runtuh, lalu menimpa warung milik Ismail.

"Saat itu saya sedang merapikan dagangan.Tiba-tiba saya merasakan getaran karena gempa, lalu saya lari menjauh. Tidak lama tembok toko roboh menimpa warung saya," kata Ismail kepada Bupati Ipuk mengenai penyebab warung miliknya hancur, Rabu (14/4/2021).

Akibatnya, peralatan masak beserta benda-benda lain yang berada di dalam warung juga ikut hancur,Hal itu membuat Ismail tidak dapat melanjutkan usahanya.

Melalui sebuah media sosial, kesedihan yang dialami Ismail diketahui oleh Bupati Ipuk Fiestiandani, hingga pada akhirnya Ismail mendapat bantuan dari program Warung Naik Kelas (Wenak). Program “Wenak“ sendiri merupakan inisiasi Bupati Ipuk yang berisikan perbaikan warung kecil serta pemberian bantuan berupa alat usaha sesuai kebutuhan pemilik warung. Seperti etalase, dispenser, blender, kompor, meja,kursi, peralatan makan,dan peralatan penunjang lainnya.

Pada kesempatan itu,Ismail juga mendapat sebuah gerobak baru hasil kolaborasi Pemkab Banyuwangi dengan Kementerian Perdagangan.Selain itu,Ismail mendapat modal untuk keperluan usaha berupa kopi,susu kaleng,teh,dan lainnya.

"Saya sangat berterima kasih atas pemberian ini. Sebelumnya saya sempat bingung mau kerja apa," katanya.

Ismail menceritakan,sebelum membuka warung kopi di Banyuwangi, dirinya sempat membuka usaha serupa di Bali. Namun,begitu perekenomian di Bali menjadi tak menentu akibat pandemi Covid-19,Ismail kala itu memutuskan untuk pulang kampung ke Banyuwangi.

”Modal sudah habis karena pandemi, lalu kemarin warung hancur. Saya bersyukur dibantu sehingga bisa bekerja lagi,” ujarnya.

Sementara itu,Bupati Ipuk memotivasi Ismail agar tetap semangat dalam bekerja.Melalui Program "Wenak",Ipuk optimis Ismail mampu bangkit dan kembali bekerja seperti sedia kala.

”Insya Allah setelah ini,warung kopinya tambah laris. Saya tadi maunya pesan kopi,tapi kan puasa,” canda Ipuk disambut tawa Ismail.

Ipuk menambahkan,program Warung Naik Kelas ditargetkan mampu menjangkau 300 pemilik warung skala mikro dalam dua bulan ke depan.

”Dan akan terus kami tingkatkan setelahnya, dalam setahun ke depan bisa mendekati 1.000 warung. Sehingga ini bisa menjadi instrumen pemulihan ekonomi,” ujarnya. (RZL).