JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro ( Disperdagkop dan UM ) Kabupaten Madiun melalui Bidang Perindustrian menggelar pembinaan dan pengembangan IKM melalui OVOP ( One Vilage One Product ) di Aula Rumah Makan Utama Caruban, Kabupaten Madiun.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai Senin (11/11/2019) hingga Rabo (13/11/2019). Ada sekitar 50 orang peserta ikut dalam pelatihan tersebut. Mereka terdiri dari para IKM pengrajin anyaman dari Kecamatan Dolopo, Kebonsari, Kare, Balerejo, Saradan dan Pilangkenceng. Sementara narasumber yang dihadirkan adalah UD Novilea Solo.
Kepala Bidang Perindustrian, Bambang Sudjiono menjelaskan, kegiatan pembinaan dan pengembangan IKM melalui OVOP ini bertujuan untuk meningkatkan usaha serta daya saing produk IKM pengrajin anyaman di Kabupaten Madiun.
" Setelah selesai mengikuti pendamping kegiatan pembinaan dan pengembangan IKM melalui OVOP ini peserta diharapkan mampu berinovasi dan berkreativitas dalam meningkatkan dan mengembangkan usahanya baik secara kuantitas maupun kualitas, " jelasnya.
Menurut dia, para peserta kegiatan ini nanti akan mendapatkan materi pembinaan dari narasumber. Diantaranya, tips dan trik mengolah pelepah pisang menjadi barang setengah jadi. Praktek pembuatan anyaman berbahan baku pelepah pisang serta evaluasi produk pasca praktek.
Para IKM pengrajin anyaman dari Kecamatan Dolopo, Kebonsari, Kare, Balerejo, Saradan dan Pilangkenceng
------------------------------
Sementara itu, Kepala Disperdagkop dan UM Kabupaten Madiun, Anang Sulistyono usai membuka kegiatan itu mengatakan, merujuk kepada program Nasional dalam rangka mengurangi limbah plastik dan pemanfaatan plastik, Pemkab Madiun ingin mencoba merubah produk anyaman dari bahan baku plastik ke non plastik yang bersumber dari lingkungan sekitar.
" Prinsipnya kita ini ingin mencoba merubah dari bahan baku plastik ke non plastik yang bersumber dari lingkungan sekitar, " katanya.
Menurutnya, pelepah pisang ini bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Salah satunya dengan memanfaatkan pelepah pisang menjadi barang setengah jadi pembuatan anyaman, seperti tas maupun kerajinan lainnya.
" Kebutuhan pasar bahan baku non plastik itu luar biasa, oleh sebab itulah kita harus bisa memanfaatkan bahan produktif yang ada di alam sekitar kita, " jelasnya.
Dengan adanya kegiatan ini, menurutnya Pemkab Madiun juga ingin menggali potensi yang ada di wilayah masing - masing peserta pelatihan.
Selain itu, Anang juga menjelaskan bahwa di akhir tahun ini akan ada pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (R-APBDes) tahun 2020 dengan Anggaran Dana Desa (ADD) mencapai 20 persen. Menurutnya secara nasional ADD di Kabupaten Madiun sudah tinggi. Bahkan, ADD di desa setiap tahunnya ada yang mencapai 2 milyar.
" Dalam Perbup 81 tahun 2019 yang mengatur tentang Usaha Mikro dan Industri Kecil untuk kegiatan pelatihan seperti ini bisa di danai lewat ADD. Karena, anggaran saya itu 50 persen sudah diturunkan ke desa. Saya berharap ada tindak lanjut pasca pelatihan ini dan semoga aspirasi kalian tersampaikan ke desa, " pungkasnya. (jum).