JATIMPOS.CO//SURABAYA-Jawa Timur kembali menjadi Provinsi tertinggi dengan peserta terbanyak pada Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) 2023. Tercatat, sebanyak 16.273 dari total 79.919 peserta PembaTIK dari Jatim. Jumlah ini naik 15% dibanding tahun 2021 lalu yang tercatat 14.309 peserta.

Capaian ini pun menjawab penghargaan yang diterima Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa beberapa waktu lalu karena kesuksesannya dalam pelaksanaan transformasi digital di bidang pendidikan Jawa Timur.

Hal ini pun, mendapat apresiasi dari Gubernur Khofifah. Meningkatnya jumlah peserta dalam pembaTIK tahun ini, menandakan bahwa guru di Jawa Timur mempunyai komitmen tinggi dalam memajukan kualitas pendidikan.

"Bagus dan tidaknya kualitas pendidikan di Jawa Timur sebagian besar bergantung pada kualitas dan kinerja para guru. Jadi jika guru-guru di Jawa Timur mengupgrade diri dan kualitas kinerjanya, ini akan membantu peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Jatim," urai Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jum'at (21/7).

Dalam kesempatan ini, Khofifah mengucapkan terimakasih kepada para guru yang terus mempunyai semangat dan motivasi dalam memajukan kualitas pendidikan di Jawa Timur.

"Karena kita ingin pendidikan di Jatim menjadi barometer pendidikan di Indonesia, mari kita bersama-bersama bergerak meningkatkan kinerja dan profesionalitas untuk menyiapkan generasi emas menuju Indonesia emas 2045," tegas Khofifah.

Dengan capaian ini, ia berharap menjadi langkah awal yang baik dalam pelaksanaan PembaTIK 2023 dan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kompetensi TIK guru-guru di Jawa Timur.

"Kami sangat bersyukur dan bangga dan terimakasih kepada semua guru di Jawa Timur atas capaian ini. Kebijakan Merdeka Belajar telah memantik semangat guru di Jawa Timur untuk terus berinovasi dalam melakukan transformasi digital di era gempuran kecanggihan teknologi guna mencetak generasi unggul di masa depan,” tuturnya.

Perempuan nomor satu di Jatim. Ini menyadari kedepan, semua lini dan aspek akan bergantung pada teknologi.

"Tantangan teknologi kedepan sangat kompleks. Saat ini saja kita sudah masuk di era 5.0. Di mana teknologi yang bermain adalah berbasis AI dan robotik dan be4siap masuk metaverse. Jika guru tidak bisa menguasai teknologi akan ada kemunduran dalam pembelajaran pendidikan kita," tegasnya.

Sebagai informasi, penghargaan Transformasi Digital yang diraih Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berdasarkan upaya Pemprov Jatim yang berhasil mendorong peningkatan capaian Standar Pelayanan Minumum (SPM) Literasi dan Numerasi di tingkat Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus pada tahun 2022. Tak hanya itu, guru di Jatim juga banyak memanfaatkan akun belajar.id.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai menyebut, Jatim menjadi posisi pertama tertinggi peserta pembaTIK yaitu 16.273 sedangkan posisi kedua dari Prov Kalimantan Selatan dengan 13.390 peserta, disusul Prov Jabar dengan 8.666 peserta.

Lebih lanjut, dijelaskan Aries, peminatan guru pada program PembaTIK yang digelar BLPT Pusdatin Kemdikbud Ristek, banyak manfaat yang akan didapatkan para guru melalui program PembaTIK.

Salah satunya dalam meningkatan kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru. UNESCO Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi (4 leveling).

"Semoga guru-guru kita (di Jawa Timur) berhasil menyelesaikan PembaTIK sampai dengan level 4, dan terpilih menjadi peserta terbaik untuk menjadi Duta Teknologi. Sekaligus dapat menjadi inspirator praktik baik dalam pemanfaatan platform teknologi untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka," jelas Aries.

Terakhir, Aries juga mengucapkan terimakasih kepada para guru-guru hebat dan luar biasa yang mau maju bersama untuk meningkatkan profesionlisme kinerja dan performance demi kualitas pendidikan di Jatim.

Ditambahkan Aries, melalui pembaTIK guru dapat meningkatkan kompetensi literasi, implementasi, kreasi, dalam lingkup TIK.

"Program PembaTIK ini jadi modal dan media untuk peningkatan kompetensi guru dalam kegiatan belajar, mengajar dan berkarya untuk mendukung terciptanya inovasi pembelajaran dalam implementasi kurikulum merdeka dengan mengedepankan pemanfaatan platform merdeka mengajar," tandasnya. (rls)