JATIMPOS.CO//SURABAYA- Peranan dan kontribusi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai penopang pertumbuhan utama perekonomian di Jawa Timur tetap bertahan dalam beberapa tahun ini. Hingga kemarin (29/12) dalam refleksi akhir tahun 2019 dan prioritas 2020 yang disampaikan Gubernur Khofifah, peranan UMKM masih sangat menentukan.

“Kekuatan ekonomi di Jatim adalah dari kekuatan kredit UMKM,” kata Khofifah yang didampingi Wagub Emil Elestianto Dardak, , Sekdaprov Jatim Heru Tjahyono, Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad, dan Kepala BPS Jatim, Agus dan sejumlah Kepala OPD di kantor gubernur, Minggu (29/12/2019).

Selain UMKM, penopang pertumbuhan ekonomi Jatim selama 2019 menurut Gubernur adalah perdagangan antar daerah serta perdagangan antar propinsi.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timu hingga Triwulan III 2019 masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan masih menunjukkan trend tingkat pertumbuhan, yakni di angka 5,52% lebih tinggi dibanding tahun 2018 lalu yang mencapai 5,50%.

“Pertumbuhan tersebut juga berhasil memberikan kontribusi PDRB (Pendapatan Domestik Rational Bruto) Jatim terhadap PDB Nasional sebesar 14,92%,” paparnya. Ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jatim sangat solid melampaui nasional.

Pada tahun 2020 ada program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diproyeksikan sebesar Rp 190 triliun di tahun 2020. “Itu ditujukan kepada para pelaku UMKM dan para pelaku wirausaha baru,” ujarnya.

“Jika KUR itu berjalan UMKM tentu tumbuh pesat. Akan banyak pelaku usaha baru yang masing-masing, misalnya, memiliki dua asisten saja, maka dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menekan angka kemiskinan di Jatim,” harap Khofifah.

Penyaluran KUR melalui bank-bank yang beroperasi di Jawa Timur. Mengingat pada tahun 2019 kinerja pertumbuhan kredit UMKM di Jawa Timur lebih bagus (11,3%) dibanding Non UMKM (6,4%).

Menurut Gubernur, program-program prioritas Pemprov Jatim pada 2020 di antaranya : elektrifikasi 100 persen di seluruh wilayah Jawa Timur yang ditargetkan tuntas 2021.

Juga jambanisasi di sejumlah daerah yang minim tingkat penggunaan jamban rumah tangga yang bersih dan sehat. Kemudian penciptaan lapangan kerja baru lewat sejumlah program yang sudah mulai berjalan tahun ini. Seperti SMA/MA Double Track, Millenial Job Center (MJC), dan One Pesantren One Product (OPOP).

Di sektor industri pengolahan yang tahun ini mencapa 22,84, tahun mendatang, Pemprov akan kembangkan sistem informasi. Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) adalah sistem informasi yang akan dikembangkan bersama Pusat Informasi Bisnis Manufaktur.

“Agar penerapan Jatim Big Data sudah terlaksana pada 2020. Salah satu tujuannya, supaya Jatim segera masuk era Industri 4.0.,” ujar Khofifah.(n)