JATIMPOS.CO//SURABAYA- Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menjadi pembicara pada Seminar Pilkada Serentak 2020 yang diselenggarakan PWI Jatim di Kampi Hotel, Kamis (5/3). Seminar dengan tema, “Jogo Jawa Timur, Aman dan Demokratis” itu Wagub menceritakan kiat dan motivasi calon kepala daerah yang maju pada Pilkada mulai dari niatan hingga proses pelaksanaan.
“Terkadang niat maju sebagai Kepala Daerah munculnya tengah malam, usai sholat tahajud,” ujarnya. Dengan pertimbangan yang baik tambah Wagub, teruskan untuk mencalonkan diri. “Meski sesungguhnya banyak fitnah yang datang,” ujarnya.
Emil mengapresiasi semua pihak yang akan maju menjadi calon kepala daerah di 19 kabupaten/kota di Jatim. Harapannya, kontestasi tersebut dapat berjalan dengan aman, lancar serta tingkat partisipasi masyarakatnya tinggi.
“Kami dari Pemprov Jatim akan terus menekankan asas netralitas, dan menyambut baik semua calon-calon kredibel yang akan maju menjadi calon kepala daerah di 19 kabupaten/kota di Jatim,” katanya.
Emil Elestianto Dardak berharap agar proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 23 September 2020 mendatang mampu melahirkan pemimpin yang matang dalam menyikapi demokrasi di era keterbukaan informasi. Apalagi, kematangan tersebut menjadi salah satu key performance indikator (KPI) dalam pelaksanaan demokrasi yang baik.
“Kemampuan untuk bisa menyikapi demokrasi di era keterbukaan informasi ini menjadi penting, karena bukan tidak mungkin tekanan yang ada saat ini akan mendorong untuk melakukan hal-hal yang sifatnya populer tapi belum tentu produktif,” ungkap Emil sapaan akrab Wagub Jatim.
Lebih lanjut Emil mencontohkan, dalam menyikapi masuknya virus corona ke Indonesia, seorang kepala daerah harus tetap bisa menjaga ketenangan masyarakat. Namun, di sisi lain berbagai upaya untuk melindungi masyarakat harus tetap dilakukan di bawah komandonya. Dan tentunya tetap mengikuti instruksi Presiden beserta seluruh kementerian di bawahnya.
“Isu yang saat ini marak adalah akibat adanya virus corona di Indonesia, dan yang terpenting kita harus menjaga ketenangan masyarakat. Dan masyarakat harus bisa diyakinkan atas berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Jangan sampai justru menimbulkan kebingungan,” urainya.
Menurut mantan Bupati Trenggalek ini, seorang pemimpin yang bisa menyikapi demokrasi di era keterbukaan informasi dengan baik bisa bekerjasama antar lembaga. Selain itu, mampu menyelaraskan dan mensinergikan berbagai kebijakan. Dengan demikian, seorang pemimpin itu tidak bisa hanya rating popularitasnya yang tinggi, tapi juga harus bisa mewujudkan kemaslahatan masyarakat.
“Demokrasi ini sebenarnya bukanlah tujuan akhir, namun merupakan proses untuk menuju kemaslahatan masyarakat,” imbuhnya.
Emil menambahkan, dalam menjalankan pemerintahan, pemimpin harus mampu menentukan prioritas meski sifatnya tidak populer. Misalnya, dalam hal pelapisan jalan yang masih bagus, masyarakat sering tidak perhatian terhadap hal ini. Padahal, hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya jalan berlubang. Karenanya, pemimpin dan seluruh pemangku kepentingan harus bisa memberi edukasi pada masyarakat.
“Pada proses pilkada serentak ini kami harapkan tidak hanya hal-hal yang popular saja yang disampaikan kepada masyarakat. Namun, juga kepada hal-hal yang terkait pembangunan pemerintahan,” tukasnya.
Sementara itu, pelaksanaan Pilkada 2020 yang serentak dilaksanakan di Jatim pada 23 September 2020 sendiri akan dilaksanakan di 19 kabupaten/kota. Kesembilanbelas daerah tersebut diantaranya Kab. Pacitan, Kab. Trenggalek, Kab. Banyuwangi, Kab. Lamongan, Kab. Ponorogo, dan Kota Surabaya. (n)