JATIMPOS.CO//SURABAYA-Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak kemarin (28/5) menjelaskan realisasi program 99 hari pertama kememimpinanya. Program yang dikenal 9 Nawa Bhakti dengan cara CETAR (Cepat, Tanggap dan Responsif) itu disampaikan saat dilantik sebagai Gibernur dan Wagub 13 Maret lalu.


“Hari ini telah 99 hari pertama sesuai janji program, kami mengundang wartawan untuk cangkrukan bersama, guna menjelaskan dan mengetahui program yang kami telah kerjakan,” kata Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak mengawali pembicaraan.dengan wartawan Pokja Pemprov Jatim dan Pokja DPRD Provinsi Jatim di Gedung Grahadi Surabaya (28/5).

Hadir pada kesempatan itu Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Kabiro Humas  dan Protokol Pemprov Jatim, Aries Agung Paewai, sejumlah Kepala OPD dan pejabat Pemprov Jatim.

Wagub secara panjang lebar menjelaskan program 99 Hari Pertama sesuai janjinya, yakni menjalankan 9 program Nawa Bhakti Satya dengan cara yang Cetar (cepat, efektif dan efisien, tanggap, dan responsif). Adapun 9 program Nawa Bhakti Satya tersebut yakni Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Amanah, dan Jatim Harmoni.

Semua janji itu menurut Wagub, telah dilaksanakan dengan baik. “Namun demikian tidak ada rencana yang bisa berjalan 100 persen sama. Maka disinilah teman-teman media pasti menjadi sumber yang sangat penting bagi kami untuk menyempurnakan perjalanan kami kedepannya, dengan cara memberi masukan terhadap hal-hal yang dirasa perlu” kata Wagub.

Misalnya kata Wagub, program melarang buang sampah popok di sungai. Di beberapa sungai Surabaya sudah diberi alarm, ketika ada orang buang sampah maka alarm itu akan berbunyi untuk jangan buang sampah. “Nah mungkin meski sudah begitu, masih ada yang melanggar untuk tetap buang sampah. Kami perlu masukan,” ujar Wagub.

Sementara itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melanjutkan penjelasan Wagub. “Bahwa apa yang kami lakukan khususnya pada 99 hari pertama program kerja merupakan proses yang panjang dengan mencari masukan sebelumnya,” kata Khofifah.

Pembangunan Dermaga, pelabuhan Dungkek Sumenep Madura misalnya. Menurut Gubernur, proses datanya diperoleh bahkan satu tahun sebelumnya, atau ketika Ibu Khofifah belum menjadi Gubernur Jawa Timur.

Dari kanan : Wagub Emil Elestianto Dardak, Gubernur Khofifah dan Sekdaprov Heru Tjahyono pada press confrensi 99 Hari Kerja Pertama Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim.

Dari kanan : Wagub Emil Elestianto Dardak, Gubernur Khofifah dan Sekdaprov Heru Tjahyono pada press confrensi 99 Hari Kerja Pertama Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim.



“Pada Iedul Adha tahun lalu, salah satu TV nasional menayangkan bagaimana sapi itu kalau dari Raas ke Sepudi, belum sampai di dermaga sudah didorong ke laut. Karena kapalnya memang tidak bisa merapat ke dermaga, akibatnya ada yang sapi kakinya patah, ada yang pingsan di laut,” katanya.

Dari situlah ada inisiatif untuk membangun Dermaga di Dungkek. Untuk itu pun pihaknya berkonsultasi ke mantan Gubernur Pakde Karwo karena harus masuk ke APBD 2019. Termasuk program lainnya seperti PKH Plus. “Alhamdulillah Pakde Karwo memberikan ruang bagi kami untuk membicarakan hal tersebut. Bahkan saya intensif komunikasi dua minggu sekali dengan Pakde Karwo,” ujar Gubernur Khofifah. (nam)