JATIMPOS.CO//PALEMBANG- Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan misi dagang kerjasama Provinsi Jatim dengan Provinsi Sumatera Selatan. Sebanyak 161 pengusaha terdiri 46 pengusaha dari Jatim dan 115 dari Sumsel turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.

Bertema “Meningkatkan Jejaring Konektivitas Antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan” ini, Gubernur Khofifah ingin memperkuat konektivitas dan jejaring antara buyer dan trader dari kedua provinsi. Langkah ini dibangun dengan berbagai inisiasi perluasan jaringan.

Misi Dagang dan Investasi Akselerasi Perdagangan Jawa Timur dan Sumsel tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sedangkan tim Sumsel dipimpin langsung oleh Gubernur Sumsel Herman Deru. Kegiatan berlangsung di Hotel Wyndham OPI Palembang, Sumsel, Rabu (2/12).

Dalam Misi Dagang tersebut, Gubernur Khofifah bersama Gubernur Sumsel Herman Deru menandatangani MoU Kerjasama Pembangunan Daerah Provinsi Jatim dengan Sumsel.

Selain itu, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama di sektor Perindustrian, Perdagangan, Pemberdayaan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) serta investasi.

Selanjutnya, penandatangan Perjanjian Kerjasama antara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jatim dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumsel tentang Penanaman Modal, Perjanjian Kerjasama antara Jamkrida Jatim dan Jamkrida Sumsel tentang Penjaminan Bersama atas Produk Penjaminan.

Khofifah berharap, misi dagang yang dibangun bisa mendorong perdagangan dari masing-masing provinsi dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki. Caranya, dengan saling mempertemukan trader dan buyer yang belum sedang mencari mitra dagang sesuai kebutuhan dan potensi masing-masing provinsi.

Selain itu, lanjutnya, diharapkan bisa memberikan daya ungkit dan pembangkit ekonomi akibat pandemi covid-19 sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih produktif diantara kedua provinsi.

"Tentu misi dagang ini sebagai pemantik saja. Kita berharap setelah kegiatan ini, transaksi dan interaksi antar pelaku usaha bisa terus terjalin," terang Khofifah.

Termasuk juga bisa dilakukan dalam berbagai format. Seperti vocational training, managerial skill dari sektor pertanian, peternakan, serta format UMKM yang sesuai. Selain itu, kerjasama lainnya bisa dilakukan dengan meningkatkan budi daya sapi perah dan sapi daging. Apalagi di Jatim terdapat Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) yang merupakan UPT Kementan.

Bagi Jatim sendiri, lanjut Khofifah, hal yang memungkinkan untuk membangun akses lebih awal di sektor pertanian dan peternakan. Termasuk diseminasi ke provinsi lain harus segera dilakukan. Agar swasembada daging dan susu bisa dipercepat.

“Jadi masing-masing kita bisa menemukenali apa yang menjadi keunggulan dan andalan Sumsel dan Jatim. Kita saling melakukan sinergi, kolaborasi saling melengkapi,” kata orang nomor satu di Jatim ini.

Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, Pemprov Sumsel akan mempererat hubungan dengan Pemprov Jatim dengan cara tukar-menukar komoditi.

Bahkan, lanjutnya, pimpinan Perbankan Sumsel dan Jatim hadir dalam misi dagang ini. Sehingga transaksinya juga bisa berkaitan dengan finansial maupun modal.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Disperindag Prov. Jatim Drajat Irawan mengatakan, selama 2020, Misi Dagang telah berlangsung 4 kali, Yakni di Medan, Pekanbaru, NTT, dan Palembang.

Seluruh rangkaian Misi Dagang Jatim terhitung sudah dilaksanakan sebanyak 40 kali sejak 2016 dan menghasilkan transaksi sebesar Rp. 14,6 Triliun. Sedangkan transaksi Misi Dagang Jatim di Sumsel telah mencapai trabsaksi Rp. 306.548.050.000 per jam 18.47WIB.(*)