JATIMPOS.CO/SURABAYA - Penyebaran Covid-19 telah menimbulkan dampak luas pada segala aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, sosial hingga ekonomi. Pemerintah pun melakukan berbagai cara agar kasus itu tidak terus melonjak. Namun peran pemerintah saja tidak cukup untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, melainkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kaum muda.
Kondisi Provinsi Jawa Timur memang sempat memprihatinkan dengan gelar “Juara Covid-19”. Betapa tidak, Jatim sempat menjadi provinsi terbanyak pertambahan kasus positif Covid-19, yaitu bertambah 640 kasus per Senin (30/8/2021).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, Senin (30/8/2021) dari tambahan kasus itu, Covid-19 di Jawa Timur secara total menjadi 381.929 kasus.
Namun, kabar gembira datang sehari setelahnya, bahwa Provinsi Jawa Timur kini sudah tidak ada zona merah Covid-19 lagi. Dari 38 kabupaten/kota di provinsi ini, ada 20 kabupaten/kota yang masuk zona oranye Covid-19, dan 18 daerah lainnya masuk zona kuning.
"Alhamdulillah berkat ikhtiar dan kerja keras kita semua tercatat tanggal 31 Agustus 2021 Jatim sudah bebas zona merah," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dalam akun instagramnya @Khofifah.ip, Rabu (1/9/2021).
Meski demikian, Khofifah meminta warga tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, ia terus mengupayakan percepatan vaksinasi Covid-19 di Jatim.
"Mari terus patuhi protokol kesehatan dan percepat vaksinasi untuk menuju Jatim Bangkit," tukasnya.
Gubernur Khofifah dalam berbagai kesempatan memang senantiasa mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk terus menumbuhkan ketangguhan. Sikap mental untuk bangkit dari tekanan, beradaptasi dengan keadaan, hingga mampu melewati situasi sulit ini bersama-sama.
Menurutnya, sepanjang sejarah negeri ini, setiap tantangan dan kesulitan yang dihadapi selalu mampu diatasi karena perjuangan yang pantang menyerah. Dalam keterpurukan dan kesulitan pun, Bangsa Indonesia selalu bangkit dan mengatasinya karena ketangguhan yang dimiliki.
“Jika kita bisa melewati ini semua maka ini akan membuat kita lebih besar dan lebih hebat sebagai bangsa. Ini adalah momen kita naik kelas sebagai bangsa, momen kita bertumbuh untuk menjadi lebih besar, lebih hebat. Bila Covid-19 ini bisa terkendali maka selaras dengan tema Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh, maka akan terwujud Jatim Tangguh, Jatim Tumbuh,” kata Khofifah usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (17/8).
Namun Khofifah melanjutkan, dalam menyelesaikan pandemi Covid-19, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan dukungan, semangat, kerja keras dan gotong royong seluruh elemen masyarakat. Yakni untuk merdeka dari Covid-19.
Oleh karena itu, kata dia, masyarakat harus terus disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Lalu, segera melakukan vaksinasi Covid-19.
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Provinsi Jawa Timur pada 12 Oktober 2021 juga bisa jadi momentum untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Caranya dengan saling menguatkan semangat bangkit, gotong royong dan solidaritas antar sesama.
“Kami bersama jajaran Forkopimda Jatim terus melakukan perluasan dan akselerasi vaksinasi di seluruh lapisan masyarakat baik kaum difabel, lansia, masyarakat umum dan lain sebagainya. Vaksinasi juga terus dikebut dengan melibatkan seluruh pihak baik perguruan tinggi, pesantren dan berbagai institusi,” terangnya.
Orang nomor satu di Jatim ini merasa optimis, bahwa masyarakat Jatim mampu bangkit dari pandemi Covid-19. Semangat dan jiwa masyarakat Jatim yang tangguh, berani dan tak kenal menyerah menjadi modal kuat dalam melewati segala tantangan ke depan.
“Karakter masyarakat Jatim yang tangguh, berani dan tak kenal menyerah ini ditambah dengan modal sosial saling tolong menolong, kebersamaan dan gotong royong, sudah teruji sejak zaman penjajahan dulu. Insya Allah dengan modal ini masyarakat Jatim bisa bangkit dan melewati pandemi ini,” terangnya.
Bisnis Online
Dampak pandemi yang paling krusial mungkin pada bidang perekonomian. Pelemahan perekonomian berdampak secara masif, salah satunya menurunnya daya beli masyarakat yang mana juga menyebabkan banyak usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM rentan gulung tikar.
Menyikapi kondisi itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengajak generasi milenial berani menjadi pekerja lepas atau freelancer sehingga bekerja sendiri dan tidak berkomitmen kepada pimpinan.
“Agar angkatan kerja muda bisa bertahan adalah menjadi freelancer seperti bisnis tarling, jasa antar barang maupun beberapa jenis pekerjaan di bidang jasa lainnya bisa menjadi alternatif pekerjaan baru demi bertahan hidup. Kalau kerja di kantor mereka dibatasi waktu kalau freelancer bebas dan mereka tidak butuh jenjang karir," ucap Wagub Emil dalam kesempatan berbicara di acara Webinar Festival Milenial "Senergi Client, Talenta dan Mentor MJC bagi Pengembangan Inovasi dan Dunia Kerja" di Bakorwil Bojonegoro, beberapa waktu lalu.
Angkatan kerja muda, kata Emil, harus bertahan di tengah sulitnya mencari peluang kerja. Alternatifnya adalah alih pekerjaan mencoba kegiatan bisnis online berbasis website toko online atau marketplace dan blog serta akun media sosial lainnya.
"Aktivitas belanja online masyarakat selama pandemi meningkat sebesar 35,3% ini menunjukkan jika bisnis online sangat menjanjikan," ungkapnya.
Langkah selanjutnya adalah pemanfaatan sektor pertanian kehutanan dan perikanan menjadi alternatif pekerjaan yang menjanjikan. "Penyerapan tenaga kerja di sektor ini sebesar 29% sehingga pertanian kehutanan dan perikanan menjadi sektor dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi di Indonesia," tuturnya.
Guna mendukung kaum milenial Pemerintah Jawa Timur hadir untuk angkatan kerja muda berupa millenial job center yang dimulai sejak 2019. Tercatat ada sebanyak 400 talenta yang sudah bergabung dalam project 600 klien serta 100 mentor. "Mentor tugasnya adalah mendampingi talenta-talenta sehingga dalam pekerjaan bisa dipercaya oleh klien," ucapnya.
Untuk diketahui, angkatan kerja usia muda adalah warga negara Indonesia berusia 16 sampai 30 tahun, pemuda mendominasi penduduk usia produktif 15-64 tahun dengan jumlah 65,4 juta orang (33%), 57 persen diantaranya berstatus sebagai angkatan kerja.
Angkatan kerja usia muda adalah kelompok yang telah menamatkan pendidikannya dan baru masuk ke dunia kerja (new comer). Sebelum wabah Covid-19, 267 juta generasi muda di seluruh dunia dalam kondisi tanpa pekerjaan, pendidikan dan pelatihan.
Di Indonesia, meskipun 86,3% angkatan kerja muda telah bekerja namun tingkat pengangguran terbuka atau TPT adalah angkatan kerja muda dengan persentase mencapai 72,8% atau setara dengan 5,3 juta penduduk.
Tingginya angka pengangguran pada angkatan kerja muda disebabkan karena berbagai hal, terutama ketika mereka mulai memasuki pasar tenaga kerja.
Bangkitkan UMKM
Di tengah banyaknya UMKM yang jatuh bangun di masa pandemi Covid-19, dua anak muda asal Sidoarjo justru menunjukkan kemampuannya keluar dari kesulitan.
Digda Praditya (24) Rendra Saputra (26) dua Pemuda asal Sidoarjo tersebut, mengaku dirinya berupaya membangkitkan UMKM lewat usaha jual bubuk dan biji Kopi.
Rendra menuturkan, bisnis kopi yang ia geluti selama tiga bulan terakhir dinilai menguntungkan, karena setiap hari para penggemar kopi semakin banyak. Baik dari kalangan muda maupun tua, bahkan minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.
"Bagi penikmat kopi, disaat pandemi Covid-19 tak berhenti minum kopi. Walaupun cafe banyak yang tutup karena pandemi, yang namanya penggemar kopi tetap bisa minum kopi di rumah," ujar Rendra.
Digda menambahkan, alasannya memilih Robusta menjadi bahan utama kopi yang mereka produksi. Jenis kopi ini dipakai karena dianggap cocok dengan lidah orang Indonesia, terutama orang Jawa. Artinya, Robusta mudah diterima semua kalangan, baik pecinta kopi sejati atau peminum kopi selingan.
Dengan berkomitmen terhadap cita rasa, bubuk Kopi yang diberi brand Gadjah Mada ini dibuat tanpa menggunakan bahan campuran, atau bisa dibilang 100% murni biji kopi. Semua proses, mulai pemilihan biji kopi hingga pengepakan dilakukan secara profesional dan higienis.
Digda mengaku dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, dirinya masih bisa memasarkan kopi ke berbagai daerah lewat jasa pengiriman. Dirinya menuturkan salah satu cara ampuh untuk mengakali pandemi ini adalah dengan mengaktifkan aktifitas digital marketing.
"Di masa corona ini, bisnis kopi tetap berjalan. Walaupun tingkat penurun dalam pemasarannya mencapai 30 persen, tapi 70 persen pemasaran kopi masih terbilang bagus, saya harap para kaum muda dapat mengambil hikmah dan asah kreatifitas dalam membantu pemerintah membangkitkan UMKM di masa pandemi," pungkasnya. (yus)