JATIMPOS.CO/BANGKALAN - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa blusukan hingga ke Dusun Sambas, Desa Kelbung, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan sebagai bagian dari upaya menemukenali produk-produk khas daerah yang memiliki keunggulunan kompetitif dan komparativ. Menurut Khofifah, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memegang peran penting dalam memulihkan ekonomi nasional, khususnya di Jawa Timur di era digital saat ini.

Di Dusun tersebut, Khofifah mengajak pelaku UMKM setempat bisa segera migrasi ke ekosistem digital. Menurut Khofifah, transformasi digital membuka peluang bagi UMKM untuk tumbuh lebih cepat dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Di era society 5.0 seperti sekarang ini, masuk ke ekosistem digital adalah sebuah keharusan. Bukan pilihan agar bisa bertahan dan berkembang,” ungkap Khofifah saat berkunjung ke Pengrajin produk berbahan baku benang agel di Desa Kelbung, Kec. Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Madura, Kamis (4/11).

Sebagai informasi, Dusun Sambas, Desa Kelbung, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan didiami warga terdampak kerusuhan ‘Sambas’ yang terjadi tahun 1999 silam. Sejak tahun 2000, sedikitnya ada 370 kepala keluarga yang mendiami wilayah tersebut yang merupakan lahan milik Perhutani. Saat ini warga dusun tengah mengajukan permohonan hak milik lahan kepada pemerintah.

Pemprov Jatim, kata dia, akan terus mendorong UMKM agar dapat naik kelas, yaitu dengan cara, pemberian literasi digital; mendorong dan membantu solusi untuk menyiapkan kapasitas produksi; mendorong peningkatan mutu dan kualitas produk; dan membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM.

Khofifah menyebut, dengan migrasi ke ekosistem digital maka berjualan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Dengan begitu, omzet yang diperoleh pelaku UMKM pun dapat semakin besar karena tidak adanya batasan wilayah dan waktu.

Khofifah yakin pelaku UMKM dapat berkontribusi besar membangkitkan ekonomi pasca Pandemi Covid-19 jika bermigrasi ke ekosistem digital. Bahkan, juga berpotensi menciptakan lapangan kerja yang hilang akibat pandemi Covid-19.

“Semua pelaku UMKM mau tidak mau harus adaptif dan inovatif memanfaatkan teknologi. UMKM memainkan peranan penting sebqgai motor penggerak ekonomi karena tahan banting,” imbuhnya.

Dalam kunjungannya tersebut, Gubernur Khofifah melihat langsung proses pembuatan produk bahkan berdialog dengan pengrajin yang kebanyakan adalah ibu-ibu. Bahkan dirinya secara khusus memuji semangat dan keuletan ibu-ibu Desa Kelbung tersebut. Mereka dinilai telah advance dan tas yang dihasilkan dinilai sudah sangat rapi pengerjaannya.

“Saat ini pasar yang berhasil dirambah seperti Jogja, Jakarta dan Bali. Bahkan telah beberapa kali mencapai Pasar Mancanegara yaitu Jepang dan Belanda. Jika migrasi ke ekosistem digital saya yakin akan semakin banyak lagi pasar yang bisa dijangkau,” ujarnya.

Sementara itu, Pemilik usaha Kerajinan Benang Agel, Hamidah mengatakan bahwa sampai saat ini tercatat negara yang selalu menjadi importir kerajinan benang agel adalah negara Jepang. Dalam waktu satu bulan, Hamidah mengaku bisa memproduksi 300 produk. Rumahnya yang dijadikan pusat produksi dan pengambilan barang pun selalu ramai setiap harinya. Dirinya menyebut ada 70 orang pekerja yang setiap hari datang.

"Tidak semua mengerjakan anyamannya disini. Kadang ada yang dibawa pulang. Tapi itu biasanya yang sudah kami berikan pemahaman lebih dulu. Jadi kalau sudah ada (bekalnya) baru boleh dibawa kerumah. Alhamdulillah tiap bulannya omzet kami masuk diangka 15 juta," sebutnya. (*)